Suara ketukan meja mendominasi ruangan kelas yang sepi, kelas sudah selesai dua puluh menit yang lalu tapi tampaknya Nobara masih enggan beranjak dari sana. Iris oranye itu terus melirik tumpukan kertas tebal yang sedang ia baca, demi tugas akhir Nobara harus membaca semua itu walaupun sebenarnya tak mau.
"Nobara" sapa seorang pria yang mendekatinya.
"Serius sekali, nanti kepalamu botak karena terlalu banyak berpikir" Nobara memicing ke pria bersurai merah muda itu, dia duduk bersebelahan sembari memperhatikan Nobara.
"Diamlah, aku tidak mau jadi mahasiswa abadi" jawaban itu mengundang kekehan kecil.
"Ngomong-ngomong aku belum mengucapkan terima kasih padamu. Kalau kau tidak menolaknya kurasa kita sudah tersiksa sampai sekarang" atensinya berpindah ke mantan mate-nya itu.
Paras tampan, wajah tegas dan suara bariton jadi ciri khas pria bernama Ryoumen Sukuna, pria yang dulu menjadi mate Nobara.
"Aku tak mempermasalahkan itu, lagi pula kita memang tidak cocok" Nobara tak suka raut bersalah yang Sukuna berikan, dari awal mereka memang memutuskan untuk tak bersama. Nobara tidak mengalah, melainkan ia melepas begitu saja. Walaupun mereka ditakdirkan bersama belum tentu mereka bahagia dengan pilihan ini, masih ada cerita lain ketika kau saling menolak mate-mu bukan? Nobara tak pernah mempermasalahkan itu.
"Bagaimana dengan Megumi? Dia sehat kan?"
"Begitulah, sekarang dia ada di rumahku" Nobara menopang dagunya, senyuman tipis timbul tatkala Sukuna tersenyum tipis mengingat pasangan barunya.
"Bagaimana denganmu?" tanya Sukuna balik.
"Kurasa aku jauh lebih baik sekarang" sebelah alis Sukuna terangkat, tidak biasanya Nobara berkata seperti itu. Mereka adalah sahabat dari kecil, jelas Sukuna paham bagaimana sifat dan tingkah gadis itu.
Gadis yang selalu ceria dan menyimpan semuanya sendirian. Sukuna tahu rahasia terbesar Nobara, itu juga menjadi salah satu kunci mengapa mereka bisa dengan mudahnya melepas hubungan antar mate mereka.
"Sukuna"
"Hm?"
"Kau punya waktu? Ada yang ingin ku bicarakan padamu"
"Ada masalah?" Nobara menggeleng pelan, sahabatnya satu ini memang peka sekali.
"Aku tidak bisa menceritakannya di sini, nanti aku akan mengabarimu lagi"
"Sepenting itu?" Nobara mengangguk imut, cuma Sukuna tempatnya bercerita kali ini, mungkin pria itu bisa membantu Nobara menyelesaikan masalah ini. Masalah yang selalu ia tutup rapat, bahkan Miwa pun tak mengetahui tentang masalah ini.
"Kugisaki." Keduanya tersentak tatkala suara seseorang memutuskan pembicaraan mereka.
"Eh? Zenin??" Nobara bangkit dan langsung menghampiri alphanya. Sukuna menukik alis tak suka, kenapa Nobara terlihat kurang nyaman saat wanita alpha itu datang. Keduanya saling melempar pandang tak suka, aura dominan Maki cukup membuat Sukuna waspada.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nobara panik. Sebelumnya tak ada janji untuk menjemput apa lagi bertemu di kampus Nobara.
"Siapa dia? Pacarmu?" tanya Maki dingin.
"B-bukan dia itu ..."
"Aku mate-nya" manik oranye Nobara melotot ketika Sukuna mengatakan ini. Oh sial, sama saja pria itu sedang menggali kuburannya sendiri, apa dia tidak tahu kalau wanita ini adalah yakuza yang tak boleh disentuh.
"Oh benarkah? Kenapa kau tidak pernah cerita kalau mate-mu bertampang berandalan begini" Sukuna terperanjat tak percaya, kata-kata Maki membuatnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yakuza Wife [MakiNoba]
FanficBagaimana jika omega kuat bak tentara perang menikah dengan seorang alpha yakuza. Nobara harus mengikuti keinginan mendiang ayahnya, tapi tidak pernah tahu jika ia harus menikah dengan alpha muda pemimpin organisasi yang paling ia benci. "Aku benci...