"Jadi, Nobara itu siapa?" Pertanyaan tersebut lolos kala tangannya berhenti memukuli seorang pria yang sudah tergeletak tak berdaya.
Si manik hazel melirik dingin, enggan membalas disaat situasi kacau begini. Maki mendengus, ia menendang pria lain yang berada di bawah kakinya. "Diam dulu, aku sedang repot"
Dahi Maki berkerut tak suka. Ayolah, ini bukan timing yang pas, pikir Maki.
Yuuta tertawa hambar, selalu saja. Sulit mengajak wanita itu bicara baik-baik. Sebenarnya ada alasan lain mengapa Yuuta baru menanyakan hal itu sekarang. Nobara hampir tak pernah terlihat, namun kehadirannya benar-benar membuat Maki dan Naoya kalang kabut, entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi Yuuta yakin jika kehadiran Nobara sangat berpengaruh dalam dunia gelap mereka.
Setelah dua jam lelah berkeliling mencari informasi, Maki mengajaknya singgah ke restoran klasik yang ada di kota itu. Negara bagian selatan Italia, Napoli. Matanya fokus pada makanan yang telah disajikan, namun sayup-sayup terdengar bisikan dari beberapa pria yang berada di meja lain. Maki berkata,
"Jangan hiraukan mereka, itu mafia" Yuuta melirik Maki, si wanita terlihat tenang sembari menikmati makanannya.
Masih dengan keanggunannya menikmati makanan khas negara tersebut, Maki kembali berujar,
"Kau kira orang asing tak akan jadi pusat perhatian?" Yuuta terkekeh, ia mengangguk pelan karena setuju dengan perkataan Maki.
"Selalu begitu, di manapun" Sambung Yuuta.
Hening beberapa saat setelah makanan habis. Sejujurnya, Yuuta itu bukan tipe orang yang suka berkelahi, tapi situasi baik selalu tak berpihak padanya. Memiliki teman yakuza dan pembunuh bayaran. Situasi apalagi yang lebih buruk dari ini? Mungkin banyak. Tapi inilah jalan yang ia ambil.
"Kau penasaran?" Ucap Maki memecah keheningan.
"Begitulah" Maki terkekeh, sebelah alisnya terangkat, wajah dan senyuman Maki membuatnya agak jengkel. Memangnya apa yang salah dari perkataan Yuuta.
"Apa?" Tegur Yuuta bingung.
"Tidak, hanya mengingat dulu kau tak suka terlibat dengan hal seperti ini" Celetuk Maki. Yuuta menghela napas gusar, jika bukan untuk teman, Yuuta juga ogah melakukan hal keji dan tak berperikemanusiaan seperti ini.
Sebelum bercerita, Maki meneguk segelas air minum yang ia pesan. Jarinya mengetuk-ngetuk meja, telapak tangannya ia jadikan penyangga untuk menopang dagu, lirikan mata itu tak lepas dari beberapa mafia yang terus memperhatikan mereka.
"Saat aku berusia 13 tahun, aku bertemu dengan Nobara di villa ibu. Waktu itu usia Nobara masih 7 tahun-"
"-Kau menikahi gadis yang berumur jauh lebih muda darimu?!" Refleks Yuuta terkejut dengan fakta barusan. Yang Yuuta tahu, Maki itu jarang sekali mengumbar tipe orang yang ia sukai. Jangankan tipe, bahkan Maki sama sekali tak tertarik jika Yuuta dan Toge membahas tentang calon pasangan di masa depan.
"Diam dulu." Maki berdecak, baru mulai sudah mengacaukan momen nostalgia.
"Aku belum mengenal cinta-cintaan di usia itu." Yuuta menyela perkataan Maki, "Kurasa sampai sekarang"
Cibiran Yuuta tepat mengenai sasaran.
"Musim panas, kami bertemu saat musim panas. Ibunya Nobara adalah bawahan ayahku, bisa dibilang dia adalah orang kepercayaan yang bekerja di balik bayangan. Hanya orang-orang penting yang bisa bertemu dengannya."
"Dulu, aku sangat nakal dan tak pernah mau menuruti perkataan ayah. Kami bertengkar setiap hari hanya karena hal sepele, dia melatihku tak ada ampun, katanya sebuah kesalahan punya anak pertama seorang perempuan. Kami tak pernah sepemikiran, dia egois dan bersikeras aku tak akan mengecewakan klan di masa depan. Sampai tiba hari di mana aku diawasi ibunya Nobara, Kak Kugisaki. Ayah menyuruh Kak Kugisaki menjagaku selama musim panas berlangsung. Ayah dan ibuku pisah rumah agar identitasnya tak diketahui publik"
![](https://img.wattpad.com/cover/296514042-288-k650224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yakuza Wife [MakiNoba]
FanfictionBagaimana jika omega kuat bak tentara perang menikah dengan seorang alpha yakuza. Nobara harus mengikuti keinginan mendiang ayahnya, tapi tidak pernah tahu jika ia harus menikah dengan alpha muda pemimpin organisasi yang paling ia benci. "Aku benci...