Nobara Kabur?

196 21 2
                                    

"Bagaimana menurutmu tentang Riko?" Segelas minuman diletakkan di atas meja. Selimut hangat menutupi tubuhnya, Nobara merasa tempat ini adalah rumah ternyaman yang pernah ia datangi.

"Ini pasti akal-akalan Gojo Satoru." Si lawan bicara tertawa, rahasia mereka sudah terbongkar.

"Aku tidak menyangka kau juga ada di sini." Cibir Nobara. Pria itu duduk di sebelah Nobara, keduanya mengamati langit malam dari atas balkon.

Nobara kembali ke asrama asosiasi perlindungan omega. Saat ia masih kecil juga pernah dititipkan di sini, sudah jelas ia masih merasa hangat dan nyaman kembali menginjakkan kaki dimana dirinya dibesakan.

"Bekerja di sini lebih merepotkan asal kau tau." Balas pria itu. Surai perak dan mata ungu itu melirik Nobara teduh.

"Apa mereka tau Kak Inumaki kerja di sini?" Inumaki menggeleng, tangannya mengambil camilan yang telah di sediakan.

"Tidak heran, Kak lnumaki sangat tertutup."

"Aku perlu bawa cermin untukmu?" Nobara tertawa, pria ini juga jago menyindir orang lain rupanya.

"Jangan beritahu siapapun ya aku di sini." Pinta Nobara. Tanpa sengaja mereka bertemu, mana mungkin Inumaki membiarkan Nobara sendirian di malam yang dingin. Belum lagi pergi tanpa membawa apapun. Tentu ia peka kalau dua orang ini sedang bertengkar.

"Maaf, Maki itu agak keras kepala."

"Aku tau kok, dia selalu begitu. Kali ini aku cuma ingin sendiri dulu." Nobara memijat kepalanya yang pusing, mau sampai kapan dirinya lari. Padahal seharusnya ia senang karena Maki sudah kembali.

"Aku merasa semuanya baik-baik saja, aku selalu berpikir semua ini akan segera selesai. Tapi sepertinya tidak semudah yang aku bayangkan." Inumaki hanya mendengarkan saja, pasti telah terjadi hal yang membuat Nobara pergi dari rumah. Inumaki tau kalau anak ini tak sembarangan mengambil tindakan, pasti dia sangat lelah berada di sekitar Maki.

"Nobara hebat ya." Dari tadi Nobara sudah menahan tangisnya, tapi perkataan Inumaki malah membuat air matanya tak dapat di bendung lagi.

"Jangan bilang begitu." Hatinya mencelos, bukannya merasa lebih lega, malah perkataan Inumaki membuatnya semakin sedih.

Nobara menangis, ia menutup wajah dengan telapak tangannya. Padahal sudah berusaha kuat tapi malah goyah karena kalimat sederhana.

Nobara lelah, jujur ia ingin istirahat, Nobara tidak ingin mimpi buruk lagi, Nobara cuma ingin hidup tenang. Dia tidak mau terlibat masalah ini lebih jauh.

"Menangislah dulu." Inumaki memeluknya, mengusap punggung yang bergetar karena tangis. Nobara benar-benar menangis sejadi-jadinya, hatinya sangat lelah, orang yang selama ini selalu mendukungnya malah menuduh yang tidak-tidak. Ke mana lagi Nobara harus bernaung, tak ada orang yang bisa ia percaya lagi.

"Sesak, sesak sekali." Parau Nobara. Inumaki hanya bisa menutupi kesedihannya dengan feromon, dia juga tak tau harus berbuat apa. Kalau boleh bertukar posisi, Inumaki rela menukar kehidupan dengan gadis ini.

Malam ini Nobara benar-benar menumpahkan emosinya. Biarkan tubuh kurusnya melepas semua beban untuk malam ini, ia ingin menyerah hanya untuk malam ini saja. Melupakan semua hal yang sudah terjadi.

.
.
.

Maki menjambak rambutnya kasar, Nobara sudah lima hari tidak pulang. Sekarang dia panik karena Nobara pergi tanpa mengatakan apapun. Dia menyesal sudah memojokkan Nobara tanpa bertanya lebih dulu. Biasanya tidak begini, tapi entah apa yang merasuki dirinya sampai tuli dengan penjelasan Nobara.

Hatinya gelisah, namun hal yang membuatnya lebih bingung adalah rasa sedih yang mengusik dirinya. Maki tidak sedang sedih, tapi hatinya sangat sakit.

"Apa ini?" Tanyanya pada diri sendiri.

My Yakuza Wife [MakiNoba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang