Nona Muda

1.4K 175 13
                                    

Setelah sarapan selesai, sekarang Nobara sedang menikmati waktunya di ruang tengah, menikmati segelas teh dan bermain ponsel. Matanya fokus menatap layar tanpa ada niat menegur wanita di sebelahnya. Padahal duduk bersebelahan, di satu sofa yang sama dan wanita itu adalah pendamping hidupnya sekarang. Segelas kopi disesap perlahan, manik hazel indahnya melirik notifikasi ponsel yang berdering. Jarinya menggeser tombol menerima panggilan lalu menunggu si penelepon berbicara.

"Halo nona Zenin"

"Ada masalah?" tanya Maki tanpa basa-basi. Nobara mendelik ke arah Maki, tangannya masih sibuk mengetik tapi ia juga penasaran apa yang mereka bicarakan.

"Begini, ada beberapa masalah, sebaiknya aneki datang kemari saja" Nobara melempar pandang ke arah lain ketika Maki meliriknya, ia bersenandung kecil agar kegiatan mengupingnya tak diketahui.

"Baiklah, aku akan ke sana" Maki memutuskan panggilannya, ia berdiri dan segera bersiap ke markas mereka. Maki beranjak menuju kamar mereka, mengganti pakaiannya dengan jas rapi dan tak lupa dasinya. Nobara mengekori dari belakang, ia memperhatikan Maki dari depan pintu kamar.

"Mau ke mana?" tanya Nobara basa-basi.

"Ada urusan" balas Maki singkat.

"Heee"

"Apa?" Maki mengernyit kala bibir manis itu merespon kalimatnya hanya dengan jawaban seperti itu.

"Kita baru menikah tapi sudah sibuk bekerja, tidak ada cuti?" Nobara penasaran sebenarnya, tapi dia tak mau mengakui.

"Aku bukan pegawai kantoran" Maki mengambil kacamata dan mengikat rambutnya rapi, ia sudah siap dan tinggal pergi menemui bawahannya.

"Bukannya kita belanja keperluan hari ini?"

"Miwa dan Nitta akan menemanimu nanti" Maki tidak mengerti, Nobara terlihat sedang menahannya, tapi tak mau berkata terus terang. Maki mendekati gadis itu, ia mendekatkan wajahnya tiba-tiba, Nobara tersentak dan mundur selangkah, mata besar itu Maki pandangi lekat.

"Kau cemburu aku lebih memilih pekerjaan?"

"T-tidak!" sanggah Nobara cepat.

"Benarkah?" nada bicara Maki seolah tengah mengolok-olok Nobara, alisnya menukik kesal, masih pagi sudah cari masalah dari tadi. Manik hazel dibalik kacamata itu Nobara pelototi, niatnya mau menakuti Maki tapi malah mendapat tawa sebagai balasan.

"Jangan tertawa"

"Kau lucu, mirip rubah" Maki menyentil dahi gadis itu, sang empu meringis sambil memegangi dahinya. Maki beranjak meninggalkan Nobara yang berteriak kesal, sebelumnya keseharian Maki begitu tenang, belum ada sehari penuh tinggal bersama Nobara tapi awal paginya sudah sangat berisik seperti ini.

"Oi!" rutuk Nobara.

"Aku akan kembali sebelum jam makan malam, kalau tidak bisa memasak jangan sentuh apapun di dapur, aku tidak mau terjadi kebakaran di gedung ini" Maki berlari keluar tatkala sandal Nobara melayang ke arahnya. Ia tertawa ketika keluar dari pintu. "Galak sekali" gumamnya.

"Kenapa aneki?" Maki tersentak ketika salah satu bawahannya mendapati si nona besar tersenyum.

"Tidak. Aku tidak bisa berlama-lama, kita harus segera menyelesaikan masalah ini" sikapnya berubah 180°, wanita jahil dan hobi menggoda Nobara kini tengah menunjukkan taringnya, kalau lengah sedikit saja posisinya akan tergeser, menjadi pemimpin bukanlah hal mudah untuknya.

.

.

Entah sudah berapa kali Nobara menghela napas gusar, Miwa dan Nitta saling memberi tatapan bingung. Miwa tidak mengerti, biasanya Nobara sangat senang kalau diajak belanja, tapi hari ini gadis itu terlihat murung dan tak bersemangat.

My Yakuza Wife [MakiNoba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang