Pesan dan Kontrak

3.4K 238 14
                                    

Veil putih menutupi wajah manis yang sudah terias make up, bulu mata lentik dan gaun putih indah mempercantik si pengantin wanita. Sebuket bunga digenggam, mahkota yang ia kenakan jadi penyempurna keanggunannya. Kala kelopak mata itu terbuka, menampakkan iris oranye yang elok.

Hari sempurna ini adalah masa akhir melepas masa gadis, Nobara memperhatikan wajah cantiknya di depan cermin. Serba putih dan menawan hati siapapun yang melihatnya. Miwa selaku perias sekaligus sahabat Nobara tersenyum senang, ia agak bangga berhasil merubah sahabatnya bagai ratu.

"BANGSAT!" teriak si pengantin. Hilang semua citra manisnya ketika Nobara mengumpat.

"Tenanglah Nobara, jangan mengatakan hal seperti itu di hari pentingmu" Nobara melotot ke arah Miwa, jujur itu membuat bulu kuduknya merinding.

"Ini adalah akhir hidupku" Miwa mengusap pelan punggung Nobara, ia tak bisa berbuat apa-apa untuk sang sahabat, ini adalah wasiat terakhir dari ayah Nobara.

"Aku sangat menyayangi ayahku, tapi kenapa ayah menyuruhku menikah dengan alpha wanita, Yakuza pula. Masih banyak alpha keren di dunia ini" ingin sekali Nobara melepas riasannya dan kabur dari tempat ini.

"Kurasa ini karma karena aku sudah menola mateku"

"Tidak mungkin, lagi pula kalian memang tidak cocok" Nobara menghela napas pasrah, ia hanya berharap semua tidak lebih buruk dari bayangannya.

"Ayo kita keluar, acaranya sudah mau dimulai"

"Miwaaa, bawa aku kabur dari sini" Nobara memeluk Miwa erat, ia merengek seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.

"T-tidak bisa, nanti nona Maki marah padaku"

"Ck, kenapa kau bekerja padanya" celetuk Nobara kesal.

Dengan berat hati Nobara melangkah menuju altar, gaun indah yang terseret kala ia berjalan dikarpet merah, Nobara tersenyum simpul melirik wali yang menggantikan ayahnya. Pria bersurai putih yang notabene dosen kuliahnya, Gojo Satoru.

"Kau cantik sekali hari ini" puji Gojo. Nobara tersenyum manis, matanya menyipit dan terkekeh pelan.

"Aku sangat ingin membunuhnya" Gojo tertawa mendengar perkataan si pengantin.

"Dia itu calonmu"

"Aku tak peduli"

"Baiklah malaikat maut cantik, aku akan mengantarmu padanya" mereka berjalan menuju gadis bersurai hijau yang telah menanti dari tadi.

.

.

Acara pemberkatan pernikahan berjalan lancar, sekarang Nobara tengah duduk manis di kamar barunya.

Tak ada resepsi, tak ada pesta, hanya beberapa tamu penting dan pulang ke apartemen setelah pemberkatan selesai. Semua ini keinginan Nobara, ia tidak mau banyak Yakuza dan para temannya datang menyambut pernikahan paksaan ini. Nobara adalah anak baik, dia tidak mungkin menolak keinginan ayahnya.

"Kau bisu?" manik oranye itu menatap sinis ke dominannya.

"Aku itu istrimu, bisakah kau berkata lembut padaku?"

"Oh, aku lupa kita sudah menikah. Jadi kau sudah menerimanya nona Zenin?" Maki mendekati Nobara, ia duduk di sebelah gadis itu dan menyeringai licik.

"Jangan panggil aku begitu!"

Maki tertawa, gadis itu sangat galak dan tak bersahabat, seharusnya mereka sudah saling mencium tapi Nobara benar-benar tak mau menyentuh Maki barang secuil pun. Dan soal di gereja tadi, Maki hanya membuka veil Nobara lalu tersenyum simpul, cuma itu, tidak ada cium kening ataupun bibir.

My Yakuza Wife [MakiNoba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang