Semilir angin malam menerbangkan surai hijau gelap, sorot mata hazel menatap kosong gedung lain dari arah jendela. Sudah tiga hari dirinya tak kunjung diperbolehkan masuk menjenguk Nobara, hatinya terus bertanya mengapa Nobara tega melakukan ini padanya. Walaupun Maki tak menuruti sepenuhnya, Maki hanya datang saat gadis cantik itu tertidur lelap. Jangankan melirik mata, Maki sangat ingin Nobara kembali bicara seperti biasanya namun semuanya bak angan belaka.
Helaan napas jenuh berulang kali terdengar, si bawahan memperhatikan dari tempatnya berdiri, siapa yang tak gundah saat situasi runyam dan kau ditolak dengan orang yang paling kau cintai. Todo juga tak tahu harus berbuat apa, semua permasalahan soal Miwa tak dapat dia lanjutkan. Nobara meminta Maki untuk tak ikut campur dulu, Yuuta adalah penanggung jawab menjaga Nobara, kalau bukan keinginan dan perintah Nobara, Maki juga tak mungkin melepaskan Miwa dengan mudah.
"Aneki" panggil Todo memecah keheningan. Sebuah ponsel pintar disodorkan padanya, alis Maki mengernyit heran.
"Ini dari Nobara" dengan cepat ia menyambar ponsel milik Todo, menunggu suara dari sebrang.
"Halo Kak Maki" suara lembut yang amat Maki rindukan, tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. Suara teduh yang selalu berhasil menenangkan pikiran Maki yang sedang kacau balau.
Rasa rindu yang buyar, bak tersapu ombak kehangatan yang selama ini Maki nantikan.
"Bagaimana keadaanmu, kau sudah sehat?" Todo beranjak keluar dari ruangan Maki, mungkin ada hal yang tak seharusnya ia dengar. Suara kekehan kecil Nobara mengundang tanda tanya bagi Maki.
"Aku baik"
"Syukurlah"
"Bagaimana dengan Kak Maki?"
"Aku sangat khawatir, kau tidak mengatakan apapun padaku belakangan ini" hening, tak ada lagi yang melanjutkan percakapan. Keduanya diselimuti kecanggungan lantaran tak bertemu cukup lama.
"Noba-" "Kak Maki" sela Nobara.
"Kau punya waktu hari ini?"
"Tentu saja" Jawabnya cepat.
"Boleh temani aku hari ini? Ada yang ingin ku bicarakan dengan Kak Maki" Tanpa sadar ia mengangguk setuju, sudah lama Maki menantikan hari ini tiba.
"Aku akan segera ke rumah sakit"
"Tidak perlu, aku sudah di apartemen" Maki tidak tahu tentang ini, semua orang berusaha menyembunyikan sesuatu darinya. Bahkan tangan kanannya sekalipun tak memberitahunya apapun.
"Baiklah, aku akan pulang" Ujarnya pelan.
"Sampai bertemu lagi"
Maki bergegas kembali ke apartemen mereka, semua urusannya memang sudah selesai, hanya beberapa data lagi yang bisa ia periksa nanti.
Lain lagi dengan Nobara, ia menghela napas lega karena telah berhasil bicara dengan wanita tegas itu. Jujur saja, Nobara agak takut menemui Maki setelah banyak insiden yang terjadi dalam hidup mereka.
Dalam hatinya ia bertanya-tanya kapan semua masalah ini akan selesai, ia harus menjelaskan mengapa Miwa bisa mengkhianati Maki dan meyakinkan wanita itu agar tak membunuh Miwa. Bahkan ia sampai meminta bantuan Yuuta dan Inumaki, mungkin setelah ini Nobara harus mentraktir mereka berdua setelah melibatkan dua orang tak bersalah dalam masalah pribadinya.
"Apa Kak Maki akan marah padaku?" Gumam Nobara khawatir.
Nobara melangkah menuju sofa, dia mendudukkan dirinya pada sofa empuk tersebut. Hoodie oversize berwarna kuning menutupi tubuh indahnya. Maniknya memperhatikan langit-langit gundah, terlalu banyak masalah belakangan ini, Nobara sangat lelah dan putus asa, tapi ia harus menyelesaikan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yakuza Wife [MakiNoba]
FanfictionBagaimana jika omega kuat bak tentara perang menikah dengan seorang alpha yakuza. Nobara harus mengikuti keinginan mendiang ayahnya, tapi tidak pernah tahu jika ia harus menikah dengan alpha muda pemimpin organisasi yang paling ia benci. "Aku benci...