Krist terus melangkahkan kaki nya dengan kepala menunduk. Saat ini ia hanya ingin cepat-cepat sampai ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya serta mengganti pakaiannya yang kotor.
Sepanjang perjalanan,Krist berusaha mati-matian untuk tidak mendengarkan perkataan orang lain yang menyakiti dirinya.
' Haha sukurin lo!'
'Ada Sampah berjalan guys hahaha'
'Iyuh, bau amis banget sih lo!'
'Kasian banget, tapi gak papa sih. Anak kalangan rendah emang pantes dibully.'
'Jangan deket-deket dia,ntar kita ketularan miskin lagi.'
'Emang dia beneran miskin ya?'
Krist melirik sekilas namun ia memilih tak menggubris ucapan itu. Ia memilih diam dan membiarkan mereka berkata sesuka hati.
Sesampainya di kamar mandi,ia segera masuk kesalah satu bilik yang kosong tak lupa menguncinya.
Helaan nafas lega keluar dari mulut tipisnya. Akhirnya ia tak lagi mendengar cercaan orang-orang yang menghina nya.
Krist menundukkan kepalanya,melihat keadaan baju nya yang begitu kotor oleh bekas makanan. Untung saja ia menyimpan baju ganti di loker miliknya.
Tanpa menunggu lama Krist bergegas membersihkan dirinya karena ia tak punya cukup waktu lama mengingat kelasnya yang sebentar lagi akan mulai.
******
Singto beserta kawan-kawan kini berada didalam ruang kelas mereka,duduk di bangku mereka masing-masing yang kebetulan jaraknya berdekatan satu sama lain.
Terlihat kini Singto tengah fokus bermain game di ponselnya,tak mempedulikan teman-temannya serta keadaan sekitar.
"Gilak, gue masih gak nyangka Singto numpahin makanannya di kepala Krist..." Ucap Arm ketika dirinya mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang membuatnya terkejut bukan main.
"Tega banget lo,To. Anak orang digituin." Ucap Tay tidak membenarkan perbuatan Singto tadi.
Sedangkan sang pelaku,hanya mengabaikan perkataan mereka dan menganggapnya seolah angin lalu. Bagi Singto perlakuan tadi masih belum ada apa-apanya karena Singto akan berbuat lebih lagi terhadap anak itu.
"Kasian banget si Krist,gak tega gue lihatnya." Timpal Force ketika dirinya tadi melihat wajah Krist yang begitu menyedihkan sembari menahan malu pastinya. Ingin membantu,namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena lawannya adalah Singto. Sang penguasa.
Singto melirik sekilas kearah Force.
"Eh,eh. Menurut kalian si Krist keren gak sih?" Tanya Force meminta pendapat.
Arm menaikkan sebelah alisnya,"B. Aja tuh..." Sahut Arm cuek
"Dia gak keren tapi manis..." Pendapat Tay berdasarkan apa yang dilihatnya.
"Dia tu keren tau kalo menurut gue. Udah manis,pinter,dapet beasiswa lagi. Keren banget kan..." Ucap Force yang tanpa sadar membuat seseorang yang sedari tadi mencoba untuk tidak mempedulikan perkataannya kini telinga nya memanas.
Secara tiba-tiba Singto menggebrak meja nya sampai tubuhnya bangkit dari kursi.
"Bisa gak kalian gak usah ngomongin tu bocah,gue benci dengernya!" Ucap Singto penuh amarah
"Dan lo..." Singto menunjuk Force dengan jari telunjuknya yang membuat jantung Force berdebar," Jangan pernah puji-puji dia di depan gue!" Ucap nya penuh penakanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRIST
General FictionWARNING ❗ -NC (21+) 🔞🔞🔞 -Kekerasan -Bullying 1. Singto Prachaya Seorang pria tan yang terkenal dengan julukannya sebagai 'King Bullying' di kampusnya. Sikapnya yang dingin,kasar,kejam,dan tak berperi kemanusiaan itu membuat banyak orang takut pa...