DELAPAN BELAS

1.5K 155 98
                                    

"Kak Singto?"

Panggil Krist saat melihat sang kekasih ternyata sudah menunggunya di depan kelas. Singto yang merasa dipanggil pun menoleh,ia tersenyum saat Krist berjalan kearahnya.

"Udah selesai?" Tanya Singto pada Krist dengan suara lembut. Tak lupa sebelah tangannya kini mengusap surai milik sang kekasih.

Krist mengangguk dengan lucu.

Singto terkekeh melihat itu.

"Pulang bareng?" Tanya Krist ragu-ragu

"Off course..." Singto membawa tangan Krist kedalam genggaman hangat nya lalu keduanya berjalan bersama.

Krist tersenyum diam-diam saat tangannya di genggam oleh Singto.

Dalam hati,Krist merasa senang dengan perubahan Singto padanya dan ia pun mulai terbiasa dengan perubahan itu.

Krist juga senang ketika Singto memilih untuk tidak merahasiakan hubungan mereka. Masih teringat jelas ketika Singto dengan lantang mengatakan bahwa ia adalah milik Singto,dari situ Krist yakin bahwa..

Singto benar-benar mencintainya.

Dan Krist dengan rela memberikan hati nya seutuhnya untuk Singto.

Krist harap,ia tak salah menjatuhkan hati.

Langkah mereka terhenti tiba-tiba dikala ponsel milik Krist berdering.

"Bentar kak..." Krist melepaskan genggaman tangannya lalu merogoh saku celananya.

Dilihatnya sebuah nama yang tertera jelas di layar ponsel miliknya.

Dahi Krist berkerut saat mengetahui siapa yang menelponya.

'Bright?' Batin Krist

Ada apa Bright tiba-tiba menelponnya seperti ini?

"Siapa?" Tanya Singto pada Krist

Krist menatap Singto dengan ragu-ragu.

"B-bright..." Jawabnya pelan

Mendengar itu,mendadak wajah Singto berubah menjadi datar,emosi nya tiba-tiba muncul hanya ketika Krist menyebut nama orang itu.

"K-kak??" Krist menatap Singto seakan meminta persetujuan darinya.

Singto membuang nafas kasarnya,kemudian ia mengangguk seakan mengijinkan sang kekasih untuk menerima panggilan dari orang lain.

Mau bagaimana pun juga,Singto tidak berhak melarang Krist dalam segala sesuatunya. Ingat,ia hanya kekasih bukan suami Krist jadi ia tidak boleh terlalu mengekang Krist.

Demi rencananya agar berhasil,Singto harus bersikap baik di depan kekasihnya.

Krist segera mengangkat panggilannya.

"H-hallo..." Sapa Krist dengan ragu

"Hallo Kitt!" Jawab Bright dari sebrang sana yang terdengar senang saat Krist mengangkat panggilannya.

"Kamu apa kabar?" Tanya Bright basa-basi

"Baik kok,aku baik. Kamu sendiri apa kabar?"

"Aku baik juga..."

"Mm,Bright. Kenapa telpon?" Tanya Krist to the point

Sesekali Krist melirik kearah Singto yang masih menampilkan wajah datarnya sembari bersedekap dada.

Hening untuk beberapa detik sesaat,Bright terlihat ragu-ragu saat ingin menyampaikan maksud tujuannya menelpon Krist.

"E-emm,Lo ada waktu gak hari ini? G-gue pengen ngajak lo kluar..."

MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang