Krist merebahkan dirinya diatas tempat tidur setelah membersihkan diri. Tubuh yang tadinya terasa lelah kini lebih segar dari sebelumnya.
Pria manis itu tidak langsung memutuskan untuk tidur,namun kini ia memilih untuk menatap langit-langit kamarnya,mencoba mengingat apa saja yang ia lakukan sepanjang hari ini. Seulas senyuman tersungging indah di bibirnya. Hari ini merupakan hari yang begitu indah bagi Krist,hari yang mungkin Krist harapkan dalam hidupnya,dimana ia bisa tersenyum dan tertawa lepas.
Singto
Satu nama yang mampu membuatnya tersenyum dan tertawa seakan dirinya tidak memiliki beban hidup. Jika dipikir-pikir,Singto tidaklah seburuk yang ia kira. Sifatnya hari ini begitu berbeda dari biasanya yang ia lihat. Singto seketika berubah menjadi sosok yang lembut,tidak dingin,dan juga lebih banyak tersenyum.
Krist menyukai sikap Singto yang seperti itu.
Namun,dari semua perlakuan baik Singto padanya hari ini,ada satu hal yang masih mengganjal dalam hati Krist.
Apakah Singto benar-benar tulus padanya,ataukah ini hanya sebuah sandiwara Singto??
Krist tidak tahu itu. Tapi Krist harap ini semua bukanlah sandiwara semata.
Bolehkah Krist berharap? Harusnya ia tidak memiliki perasaan semacam ini,harusnya ia sadar akan posisinya,namun Krist bisa apa?
Kadangkala otak dan hati tidaklah sejalan. Otak Krist mengatakan dirinya tidak boleh menaruh harapan besar pada Singto,namun hatinya berkata lain.
"Kak Singto beneran suka sama aku kan?" Tanya Krist pada dirinya sendiri. Ia tengah bergelut pada pemikirannya sendiri,memikirkan perasaan Singto terhadapnya.
'Krist....' Panggil Singto pelan dan Krist pun yang tadinya tengah menikmati film ketika dipanggil oleh Singto langsung menoleh.
Saat ini keduanya berada dalam ruang bioskop.
Ya,setelah membeli pakaian,Singto mengajak Krist menonton salah satu film bergenre romantis karena Krist tidak menyukai film horor.
'hmm?' sahut Krist bergumam pelan
'Lo punya riwayat gula ya?' Tanya Singto
Krist mengernyitkan dahinya. Ia menggeleng.
'Gak ada kak' jawab Krist. Setahunya,ia tidak punya riwayat penyakit gula.
'Bohong kan lo...' Ujar Singto tidak percaya
'Gak bohong kak...'
Singto menggeleng masih tak percaya.
'Kalo gak punya,trus kenapa lo bisa semanis ini?' Tanya Singto yang setelahnya ia tersenyum kearah Krist.
Krist yang mendengar itu seketika menjadi tersipu. Untung saja keadaan di dalam bioskop itu gelap jadi Singto tidak akan tau jika dirinya tengah tersipu akibat perkataan Singto.
Krist berdecak pelan," Ck. Apaan sih kak... Mending kakak lihat film nya aja daripada ngegombal gak jelas...' ujar Krist lalu kembali memusatkan pandangannya pada layar lebar di depan.
'Gue gak tertarik sama Film nya---' Singto menggantung kalimatnya sejenak. Ia mendekatkan wajahnya pada Krist lalu membisikkan sesuatu terhadapnya.
'Gue lebih tertarik sama lo....' Lanjutnya disertai senyuman miring andalannya.
Krist melebarkan mata nya lalu menoleh kearah Singto,kini keduanya saling tatap satu sama lain dengan jarak yang begitu dekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRIST
Художественная прозаWARNING ❗ -NC (21+) 🔞🔞🔞 -Kekerasan -Bullying 1. Singto Prachaya Seorang pria tan yang terkenal dengan julukannya sebagai 'King Bullying' di kampusnya. Sikapnya yang dingin,kasar,kejam,dan tak berperi kemanusiaan itu membuat banyak orang takut pa...