ENAM

1.8K 190 91
                                    

Tut. Krist mematikan sambungan telponnya ketika dirinya sudah selesai menghubungi sang bunda.

Krist menghela nafasnya.

Hari ini Krist meminta Izin pulang terlambat kepada bunda dengan alasan ingin ke perpustakaan mencari buku untuk mengerjakan tugasnya.

Tentu saja Krist berbohong karena yang sebenarnya adalah Singto meminta Krist untuk menemaninya ke Mall. Singto bilang ia ingin berbelanja banyak dan ia mengajak Krist untuk membawa semua barang-barangnya nanti.

Hey, sekarang Krist sudah resmi menjadi babu Singto selama sebulan,jadi selama itu pula Krist harus siap sedia jika Singto menyuruhnya kapan saja.

Tidak ada pilihan lain,menolak pun berarti tandanya ia harus mengganti baju Singto yang katanya mahal itu. Karena Krist tidak memiliki cukup uang maka dari itu Krist memilih tawaran kedua yaitu menjadi babu Singto.

Setelah urusannya selesai,Krist berencana kembali ke kelasnya.

Ia membalikkan tubuhnya dan tepat saat itu pula entah sejak kapan Singto sudah berdiri tepat didepannya.

Krist terkejut.

"Gimana?" Tanya Singto sembari menaikan satu alisnya.

Krist mengelus dadanya," Kak Singto bikin kaget aja..." Ucap Krist tak nyambung dengan pertanyaan Singto

Singto memutar bola matanya malas kemudian melipat kedua tangannya di dada.

"Pulang kuliah gue tunggu di parkiran..."

Krist mengangguk.

"Aku boleh balik ke kelas lagi kak?" Tanya Krist

Singto tak menjawab namun,ia malah mengeluarkan ponsel miliknya lalu menyerahkan ponsel itu ke hadapan Krist.

"Nomor Wa..." Ucapnya Singkat

"Ha?" Krist menatap Singto dengan bingung

"Ha-he-ha-he, Budeg lo?!" Sinis Singto

Krist masih dengan bingungnya dan itu tentu saja membuat Singto semakin kesal.

"Malah bengong lagi! Buruan kasih nomor Wa lo!" Desak Singto tak sabaran

"Eh.. iya,iya." Krist segera mengambil ponsel itu dari tangan Singto lalu mengetik nomor Wa nya setelah itu ia mengembalikkan lagi ponsel itu kepada pemiliknya.

"Mm, Kak maaf sebelumnya. Tapi kak Singto minta nomor hp aku buat apa ya?" Tanya Krist penasaran

"Buat nyantet lo secara online!" Jawabnya ngegas

Krist tersentak.

"Emang bisa kak?" Tanya nya polos yang membuat Singto cape sendiri dibuatnya.

"Goblok! Biar gue bisa gampang hubungi lo kalo gue perlu sesuatu."

Krist ber oh ria.

"Aku boleh balik ke kelas kak?" Tanya Krist lagi

"Tunggu dulu..." Cegah Singto

"Apalagi kak?" Tanya Krist

"Tali-in  sepatu gue..." Suruh Singto

Krist mengerutkan dahi nya lalu ia menunduk dan ternyata benar,tali sepatu Singto terlihat lepas disana.

Krist menghela nafas kemudian mengangguk. Ia berjongkok dan berencana mengikat tali sepatu Singto namun, dengan tega nya malah menginjak salah satu tangan Krist dengan kuat.

"Akhhh sakittttt...." Krist memekik kesakitan.

Krist menggeleng,pandangannya memburam karena matanya berair. Ia tak kuat menahan sakit. 

MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang