SEBELAS

1.7K 209 97
                                    

Sang ibu menyeret anak lelakinya itu masuk kedalam dengan paksa. Tak mempedulikan bahwa sang anak tengah menahan rasa sakit karena pergelangan tangannya yang ia cengkram kuat.

Sesekali Krist meringis.

Ibu membawa Krist untuk menghadap ke suaminya yang saat ini tengah duduk di ruang tamu sembari menikmati kopi hangat dalam sebuah cangkir.

Sesampainya di ruang tamu,sang ibu langsung mendorong tubuh Krist dengan kencang hingga Krist terhuyung ke lantai.

"Akhhh..."

"Masih berani menginjakkan kaki dirumah ini rupanya..." Ucap sang Papah yang kini menatap anak tirinya itu dengan datar.

Bulu kuduk Krist merinding seketika,ucapan dingin dari sang Papah membuatnya tak bisa berkutik.

"Berdiri..."

Dengan ragu Krist bangkit kemudian menundukkan kepalanya. Tak berani menatap wajah papah tirinya yang tak bersahabat itu.

"Sebutkan kesalahan kamu!" Suruh sang Papah tegas

"M-maaf Pah..."

"SAYA BILANG SEBUTKAN KESALAHAN KAMU BUKAN MINTA MAAF!"

Krist semakin merunduk dibuatnya,rasa takut mulai menyelimuti dirinya.Ingin sekali rasanya Krist melarikan diri sekarang juga daripada harus mendengar bentakan sang Papah. Namun ia tidak bisa.

"JAWAB! KAMU BISU?!"

Krist tersentak.

"M-maaf,Pah. Semalem Krist gak pamit kalo Krist gak pulang kerumah...." Ucap Krist meminta maaf

"...Maafin Krist juga tadi pulang terlambat." Imbuhnya

Sang Papah mengangguk," Sekarang buka baju." Suruh sang Papah tanpa basa-basi

Krist mengangkat kepalanya,menatap sang papah dengan bingung.

"K-krist dihukum P-pah?" Tanya Krist takut

"Ya! Cepat,buka bajumu sekarang!" Desak sang Ayah tak sabar ingin menghukum anak tirinya ini karena sudah melakukan pelanggaran yang menurutnya besar.

"T-tapi pah--" Perkataan Krist terhenti saat sebuah cangkir beling melayang tepat ke wajahnya.

Pyar

Ujung pelipis Krist robek seketika dan darah segar pun mengalir. Krist meringis.Rasanya sakit dan perih bahkan kepalanya kini mulai terasa pusing.

Sang Papah dengan tega melempar cangkir itu kepada Krist karena dirinya muak terhadap anak tirinya itu.

"JANGAN PERNAH MEMBANTAH UCAPAN SAYA!" Bentak sang Papah penuh emosi. Tak suka jika ucapannya dibantah oleh siapapun.

"CEPAT TURUTI SAJA UCAPAN PAPAHMU,KRIST! JANGAN MEMBUATNYA SEMAKIN MARAH!" Kini giliran sang Bunda yang membentak Krist dan mendesaknya agar anak itu segera menuruti perkataan sang Papah.

Krist menghela nafas. Lebih baik ia menurut daripada sang Papah tambah murka terhadapnya.

Sembari menunggu Krist membuka baju,sang Papah melepas ikat pinggangnya yang akan ia gunakan untuk menghukum Krist.

Dihukum lagi.

Dalam sehari Krist mendapat dua hukuman,pertama dari Singto dan sekarang dari Papah tirinya. Apakah setelah ini Krist akan mendapatkan hukuman juga dari Tuhan karena ia sering menyalahkan Tuhan atas keadaanya?

Krist tersenyum kecut. Dirinya menghela nafas dalam-dalam,menyiapkan tubuh dan tenaga nya saat dihukum oleh Sang Papah nantinya.

Sebelum itu,sang Bunda memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang tamu dan memilih untuk ke kamar daripada ia harus menyaksikan anaknya dihukum.

MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang