Selesai makan,mereka berdua-Singto dan Krist-langsung beranjak dari kantin karena mereka juga tidak ingin berlama-lama disana.
Sepanjang perjalanan,Singto terus menggandeng salah satu tangan Krist dengan santai. Tak peduli banyak pasang mata yang menatap mereka,sedangkan yang digenggam hanya mampu mengikuti kemana sang kekasih membawanya sembari menundukkan kepala karna ia tak berani menatap banyak orang.
Singtopun yang melihat itu menjadi sedikit geram. Ia menghentikkan tiba-tiba hingga membuat Krist juga menghentikkan langkahnya dan sedikit mengangkat kepalanya,melihat Singto dengan kening berkerut.
"Lo kenapa sih dari tadi nunduk terus?" Tanya Singto heran
"A-aku malu kak..." Cicitnya pelan
Singto mengerutkan keningnya. Ia berdecak," Lo malu karna jalan sama gue?!" Tanyanya dengan nada sebal
Krist yang mendengar itupun buru-buru menggeleng,"Nggak kak,gak gitu--" ucapan Krist terpotong
"Trus kenapa?!"
Krist menggigit bibir bawahnya,"I-itu...aku malu dilihatin banyak orang..." Jelas Krist pada akhirnya. Ia kembali menunduk.
Singto menatap sekelilingnya,memang benar kini mereka menjadi pusat perhatian banyak mahasiswa.Ia memutar bola matanya malas mendengar penjelasan kekasih barunya itu. Ia mengangkat dagu Krist dengan jari telunjuknya agar Krist menatapnya. Kini pandangan mereka bertemu satu sama lagi.
"Ngapain malu dilihatin,hmm?" Tanya Singto kini merubah nada bicaranya menjadi lembut
"Apa perlu gue colok mata mereka satu persatu supaya gak ngelihatin lo lagi?" Imbuh Singto menawarkan hal tersebut
Krist buru-buru menggeleng dan mencegah Singto yang hendak melangkah,"Jangan kak! Gak usah..." Jawab Krist melarang karena ia tahu Sinto tidak pernah main dengan kata-katanya.
Bagaimana jika Singto sungguh mencolok mata mereka? Krist jadi ngeri membayangkannya.
Singto membuang nafasnya. Ia kembali menatap sekelilingnya,"GAK USAH LIHATIN PACAR GUE KAYA GITU! KALIAN BUAT PACAR GUE TAKUT TAU GAK?!" Teriak Singto pada semua orang yang berada di sana terlebih pada mereka yang menatap Krist sedari tadi.
Mereka semua seketika tersentak dengan teriakan Singto dan langsung menundukkan kepala karna tak berani melawan.
"PERGI KALIAN!" Usir Singto
Dan merekapun pergi tanpa harus disuruh dua kali.
Singto kembali mengalihkan perhatiannya pada Krist yang kini menatapnya.
"Udah kan? Yuk ke kelas..." Tanpa menunggu jawaban sang kekasih terlebih dahulu,Singto sudah menyeret kembali tangan anak itu.
Krist pun hanya bisa menghela nafas pasrah dan mengikuti langkah Singto.
'Seharusnya tadi gak perlu pake teriak...' batin Krist
'Tenggorokan gue sakit anjing teriak terus daritadi...' batin Singto
******
Mook melangkah ke kamar mandi dengan perasaan dongkol nya,diikuti oleh kedua temannya yang selalu setia bersamanya kemana-mana. Jujur saja ia masih tak bisa menerima atas pernyataan Singto tadi.
Ia kesal,ia marah,tingkat kebenciannya terhadap Krist naik berlipat kali ganda. Harusnya dirinya yang cocok bersanding dengan Singto,bukan Krist si anak cupu nan miskin itu! Lagipula apa hebatnya anak miskin itu dibanding dirinya yang jelas-jelas sederajat dengan Singto.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRIST
Ficción GeneralWARNING ❗ -NC (21+) 🔞🔞🔞 -Kekerasan -Bullying 1. Singto Prachaya Seorang pria tan yang terkenal dengan julukannya sebagai 'King Bullying' di kampusnya. Sikapnya yang dingin,kasar,kejam,dan tak berperi kemanusiaan itu membuat banyak orang takut pa...