DUA BELAS

1.9K 209 462
                                    

"Jadi pacar gue mulai hari ini..." Ucap Singto pada akhirnya. Semalam ia sudah memikirkan hal ini matang-matang. Ia ingin memiliki hubungan khusus dengan Krist.

Dan hari ini Singto dengan penuh keberanian menyatakan perasaannya.

"Hah?!" Krist tercengang mendengar pernyataan yang Singto ucapkan barusan. Otaknya masih memproses perkataan itu,bahkan kini tanpa disadari jantungnya berdegup kencang.

Apakah Singto baru saja menembaknya?

Singto mengangkat satu alisnya saat Krist hanya memberikan respon seperti itu. Ia berdecak,"Mulai hari ini lo resmi jadi pacar gue..." Ucap Singto memutuskan secara sepihak

Krist melebarkan matanya,"P-pacar?"

Singto mengangguk,"Hm. Pangkat lo sekarang udah naik yang tadinya babu sekarang naik jadi pacar Singto Prachaya...." Jelas Singto

"....Dan lo harus bangga itu karena lo orang yang beruntung bisa jadi pacar gue. Banyak yang ngantri pengen jadi pacar gue tapi gue tolak mereka semua." Imbuh Singto menyombongkan dirinya

"Tapi--" Ucapan Krist tertahan saat Singto menyela.

"Gak ada tapi-tapian! Gue gak menerima penolakan,pokoknya hari ini lo resmi pacaran sama gue titik." Ucap Singto tegas

"Ya kali gue ditolak sama dia. Mau ditaruh mana muka gue. Gak bisa,pokonya dia gak boleh nolak gue." Batin Singto dalam hati

Sedangkan perasaan Krist saat ini? Entahlah ia pun tidak mampu mendeskripsikan perasaannya sendiri karena jujur ini terlalu mendadak baginya.Singto yang kemarin membully nya habis-habisan dan bahkan terlihat begitu membencinya namun dengan tiba-tiba malah menembaknya secara mendadak.

Krist menatap Singto dengan ragu. Apa ini adalah bagian dari rencananya? Apa Singto tengah mempermainkannya? Karena sangat tidak mungkin seorang Singto yang sangat membenci dirinya tiba-tiba memintanya untuk menjadikan pacar.

Lagi-lagi Singto berdecak sebal melihat ekspresi Krist yang hanya bengong tak merespon.

"Ck. Kok lo malah bengong sih?!"

Krist seketika tersadar dari lamunannya,"H-ha gimana kak?"

Singto memutar bola matanya malas. Ia menatap Krist lalu kedua tangannya terulur untuk menggenggam tangan orang didepannya itu.

"Lo mau kan jadi pacar gue? Harusnya mau sih soalnya gue ganteng,kaya raya,trus juga pinter. Apalagi soal urusan ranjang gue pinter banget." Cerocos Singto

"Kak Singto Gay?" Pertanyaan Krist sukses membuat Singto yang mendengarnya seketika mendelik. Sebenarnya pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Krist.

Singto melepaskan tangan Krist," Gue bukan Gay! Gue cuma suka sama lo!" Tegas Singto pada Krist.

Satu lagi yang membuat Krist terkejut,apa tadi yang Singto katakan? Suka? Apa Singto mengatakannya dengan sungguh?

"Kak Singto suka aku?"

Singto mengangguk mantap," Iya! Gue suka sama lo dan gue mau lo jadi pacar gue." Jawabnya

Sebelum Krist membuka suara,Singto terlebih dahulu menyela nya,"Gue tau ini mendadak tapi gue bener-bener suka sama lo. Gue sadar selama ini gue udah jahat banget sama lo,tapi sebenernya itu cara gue biar bisa deket sama lo." Akhirnya Singto mengungkapkan alasan kenapa dirinya sering mencari-cari kesalahan Krist,karena sesungguhnya itulah salah satu cara agar dirinya bisa berdekatan dengan Krist.

Krist tidak tahu harus merespon seperti apa. Apakah ia harus senang atau sedih,ia tak tahu. Singto benar-benar membuatnya bingung.

"Terima gue ya..." Ucap Singto penuh harap. Ia menatap lekat manik hazel milik Krist. " Gue janji gak akan sakitin lo lagi. Lo bisa pegang kata-kata gue." Sambung Singto yang terlihat begitu meyakinkan.

MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang