12

29 4 0
                                    

Happy reading!


Esok hari telah datang. Sang mentari yang menyambut seluruh muka bumi. Memulai aktivitas bagi seluruh penghuni bumi. Hueningkai melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah. Ia bangun lebih pagi dari teman - temannya. Ia rasa, dirinya butuh ketenangan, lebih tepatnya otaknya yang sedang lelah.

Udara pagi memang menyegarkan. Beberapa orang sudah memulai aktivitas mereka. Yang tertangkap dari netranya, tidak ada yang patut dicurigakan. Yeah, Hueningkai tidak hanya berjalan-jalan menyegarkan pikirannya namun juga mengamati sekitarnya karena ia harus waspada!

Hueningkai mendudukan dirinya di bangku taman. Sudah lumayan jauh ia berjalan dari rumah ke taman. Pandangannya kosong menatap rerumputan hijau yang diinjaknya. Bukan tanpa alasan ia melamun, ia memikirkan mimpinya yang aneh itu. Menyeramkan dan juga membingungkan.

"Hey anak muda!"

Seorang kakek dengan tongkatnya memanggilnya lalu mendudukkan dirinya di samping Hueningkai. Hueningkai menolehkan kepalanya mendapati seorang kakek yang tersenyum kepadanya.

"Kau memikirkan sesuatu?", kakek itu bertanya padanya.

Hueningkai sedikit mengerutkan dahinya. Bagaimana kakek itu tau?

"Aku mengetahui nya karena kau terlihat melamun nak dan kau juga terlihat gelisah". Lanjut kakek itu seolah tau apa yang dipikirkannya.

"Iya, saya memikirkan mimpi aneh yang saya alami"

"Saya bermimpi, teman-teman saya meminta tolong kepada saya. Ada teman saya yang sudah meninggal tersenyum ke arah saya. Saya juga melihat ada satu tangan yang berlumur banyak darah.Tapi saya tidak tau apa arti senyum itu, tangan itu, dan arti permintaan tolong teman-teman saya"

"Itu karna kau berbeda nak, aku bisa melihat itu. Kau adalah malaikat tak bersayap", ujar kakek itu.

"Coba kau lihat langit, menenangkan bukan? Itulah dirimu yang bisa menjadi penenang ketika terjadi kegaduhan dan kau juga bisa menyelamatkan seseorang yang benar-benar kau sayang untuk tidak meninggalkan mu"

"Hari ini saatnya salah satu bagian dari mimpimu terjawab anak muda"

Huening menatap langit di atasnya dan bertanya kepada kakek itu.
"Apa maksud ka-"
Hey dimana kakek tadi?bukankah tadinya kakek itu duduk disampingnya? Lalu kemana sekarang?
Tiba-tiba, kakek itu menghilang...

Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya. Senyum Haruto, tangan berdarah, permintaan tolong, menjadi penenang, malaikat. Apa maksud dari semua itu?dan juga...bagian mimpinya yang mana yang akan terjadi hari ini?. Itulah yang ada dipikiran anak itu sekarang.

Hueningkai merasa haus dan memutuskan membeli sebotol air mineral untuk menyegarkan tenggorokannya. Matanya menangkap sesuatu dari sebelah utara dirinya berpijak saat ini. Apa dia tidak salah lihat? Ia melihat seseorang dengan jaket hitam bercelana jeans beserta topi dan masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Orang itu mirip.....
Mashiho.

Ketika Hueningkai hendak menghampiri orang itu, penjual minuman memanggilnya.
"Nak, ini kembaliannya"

"Terimakasih pak"
Hueningkai menolehkan pandangnnya ke arah tempat seseorang yang mirip Mashiho tadi namun kemana orang itu?
Padahal Hueningkai ingin menghampirinya untuk memastikan itu Mashiho atau tidak. Jika iya ia akan mengajak pemuda itu pulang bersamanya. Ia penasaran dimana sebenarnya Mashiho berada dan mengapa pemuda itu menghilang tanpa jejak setitik pun. Apa yang dilihatnya tadi adalah Mashiho atau tidak.

HOLIDAY? ||TXT & TREASURE||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang