Happy reading!
Semua panik, mereka tidak tau harus kemana lagi. Pintu belakang ternyata juga tidak bisa dibuka. Mereka juga mencoba lewat semua jendela yang ada di rumah ini, tapi nihil, tidak bisa dibuka. Panik tentu saja. Si peneror itu benar-benar menghalangi mereka. Semuanya heran kenapa tidak bisa dibuka padahal tidak dikunci, kecuali Hueningkai. Mereka juga heran kenapa Hueningkai sepertinya tau sesuatu. Mereka bertanya kepadanya berkali-kali, tapi tak dijawab sama sekali. Hueningkai hanya diam grusak-grusuk kesana kemari. Mereka merasa kesal karena Hueningkai mengabaikan mereka. Padahal ia sedang mencari cara bagaimana mereka keluar dari rumah ini.
"Hai semua! Pada panik kan lu? kasian ga bisa keluar"
"Lo maunya apa sih?!Pengecut! Keluar tunjukin diri lo anjing!", Suara Beomgyu menggelegar di seluruh ruang. Pada dasarnya seorang Choi Beomgyu memang emosian. Otaknya memang sedikit terbalik tapi di situasi tertentu Beomgyu terlihat mengerikan. Seperti sekarang, matanya menajam. Mereka yang disekitar Beomgyu tidak berani menatap matanya.
"Gue maunya kalian semua mati di tangan gue. Kalian bakal ketemu gue, tapi kalian mati. Permainan seru dimulai dari sekarang. Sembunyi, atau mati!"
Mereka tambah panik mendengar suara tanpa rupa itu. Semuanya dimulai dari sekarang. Mereka berpencar kemana pun asalkan mereka selamat.
Banyak yang bersembunyi di kamar. Bodoh juga mereka. Si peneror itu tentunya menuju ke semua kamar terlebih dahulu sebelum mencari di tempat lain.Yeonjun, Hueningkai, dan Beomgyu memilih bersembunyi di tempat lain.
Yang lainnya bersembunyi di kamar, tetapi Junghwan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Mereka semua tegang. Takut jika si peneror itu menemukan mereka. Setiap kali mereka mendengar langkah kaki, mereka langsung was was. Tapi untungnya suara langkah kaki itu tidak mendekat ke arah mereka.
Yeonjun bersembunyi di ruang gelap yang sempit. Seperti tempat rahasia karena dia tidak sengaja menemukannya di dapur. Awalnya dia berniat bersembunyi di almari kecil di pojokan. Tapi ternyata almari kecil itu tidak memiliki ruang layaknya almari pada umumnya, melainkan pintu almari itu menyatu dengan dinding. Ia tidak tau sebelumnya karena almari itu terhimpit dinding di sisi kanan kirinya. Yeonjun yang penasaran pun membukanya dan ia terkejut ketika apa yang ada di dalam almari kecil itu yang hanya bisa dimasuki dengan merangkak ternyata adalah pintu menuju tempat dimana ia berada sekarang.
Sebenarnya tidak begitu gelap, ada lampu bohlam yang cahayanya sangat redup. Perlu menggunakan Indra peraba saat mencari saklar untuk menghidupkannya. Tempatnya lumayan mengerikan karena terasa pengap, lampunya hampir rusak, dan sedikit berdebu membuat Yeonjun harus menahan bersinnya agar tidak mengeluarkan suara. Tempat ini mungkin aman walaupun terasa sangat tidak nyaman dan mengerikan. Di pojok kanan ruangan rahasia itu terdapat pintu. Ia tidak berani membukanya, takut jika melihat sesuatu yang tidak ingin dia lihat, makhluk mengerikan seperti mereka mungkin.
Sedangkan Hueningkai bersembunyi di ruang kosong lantai atas. Mungkin lebih tepatnya ia mengawasi. Mengawasi dari jendela yang memperlihatkan lantai bawah. Melihat pergerakan lelaki berbaju serba hitam yang mencari-cari dimana mereka bersembunyi. Benar dugaannya bahwa dia mengecek semua kamar terlebih dahulu. Jantungnya berdetak lebih cepat. Bahkan ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Ia memikirkan bagaimana jika mereka yang bersembunyi di kamar bertemu dengan lelaki itu.
Hujan diluar sana terdengar sangat deras disertai suara langit yang menggelegar. Hari juga sudah mulai petang. Suasana di rumah itu semakin mencekam. Jantung mereka berdetak lebih cepat.
Beomgyu bersembunyi di halaman belakang, lebih tepatnya di atas pohon yang pernah menjadi tempat meninggalnya Haruto. Aneh memang bersembunyi di atas pohon, ditambah lagi ia dengan santainya memakan apel yang tersimpan ditasnya juga tak lupa memegang payung karena hujan. Katanya, biar bisa memantau peneror itu apabila datang ke halaman belakang dan ia bisa langsung membinasakannya. Rencananya begini, ketika peneror itu datang, ia akan melemparkan sebilah pisau yang digenggamnya sekarang. Pisau itu akan ia lempar ke bahu si peneror itu. Kemudian ia turun secepatnya dari pohon dan menghajarnya. Tapi ia tak berniat membuka masker ataupun topeng yang digunakan si peneror, karena itu akan membuang waktu sebab peneror itu pasti tidak membiarkannya mengetahui wajah dibalik topeng sebelum waktunya tiba. Yang dilakukannya nanti hanya pelajaran saja, ia tidak akan membunuh peneror sialan itu sebab ia tau pelakunya pasti salah satu dari temannya. Tapi tolong ingatkan Beomgyu agar tidak kebablasan ya? Tangannya selalu berlebihan memberikan hadiah itu.
Jiwa gelap lelaki itu datang kembali setelah sekian lama. Mereka semua tidak tau bahwa dia bisa semengerikan orang yang meneror mereka. Anak itu memiliki topeng yang lain. Itu bukan dirinya yang asli, tetapi karakter lain yang tumbuh dalam dirinya. Semua temannya tidak tau bahwa dirinya membawa banyak barang menguntungkan yang ia bawa sebelum berangkat liburan. Sudah ia persiapkan kalau terjadi bahaya nanti dan ternyata memang ada bahaya. Mengapa ia menyebut rumah itu terkutuk? Nah itu karena setelah kedua mata lelaki itu memindai area luar rumah ini, ternyata bukanlah pemukiman warga tetapi justru hutan yang penuh pohon-pohon yang menjulang tinggi. Pohon yang ditempatinya ini cukup tinggi jadi ia bisa melihat area luar rumah.
Barang menguntungkan yang dibawanya tidak banyak tapi cukup. Ada pisau lipat, pisau dapur, dan pistol. Untuk pisau dapur ia mencuri dari dapur rumah ini sebelum acara bersembunyi.
Tentang tumbuhnya karakter lain dalam dirinya itu disebabkan masa kecilnya yang sangat buruk, diasuh dengan kekerasan dan pukulan setiap hari itu membuatnya meniru bagaimana cara memukul dan menyiksa. Ia dulu pernah memukul belalang hidup atau menyayat hingga mati sampai ibunya bertanya kenapa dirinya melakukan itu lalu ia menjawab dengan santainya bahwa ia hanya meniru apa yang ayahnya perbuat pada tubuh kecilnya masa itu. Ayahnya sekarang pergi ntah dimana sekarang dia berada. Mengingat yang dahulu membuatnya semakin tidak sabaran melakukan hal itu.
Di lain tempat, lelaki berpakaian sangat tertutup itu berjalan santai. Mata tajamnya menjelajah ke segala sudut. Pisau ditangannya digenggam erat. Sudah dua kamar ia masuki tapi tidak ada siapapun. Kamar yang lainnya ia biarkan dulu, biar mereka yang bersembunyi di sana menikmati ketakutannya.
Langkah kakinya melangkah lambat saat mendekati kamar nomor 3. Padahal ia berniat mengabaikan dulu kamar yang belum ia masuki. Ah... sepertinya ada orang yang bersembunyi di dalam sana. Bibirnya yang tertutup di balik topeng itu menarik satu sudutnya ke atas. Langkah kakinya semakin pelan. Tangannya yang tertutup sarung tangan itu membuka pintu sangat pelan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Matanya menjelajah ke segala sudut ruang. Langkah kakinya berjalan ke arah lemari. Matanya mengintip di celah lubang pintu lemari itu. Tidak ada siapapun di dalam.
Dan di kamar yang sama Junghwan mencoba keluar kamar mandi lewat jendela kecil. Mungkin hanya muat dimasuki dengan berjongkok. Dirinya berpikir ia tidak mungkin diam di dalam kamar mandi jika tidak ingin lebih cepat mati di tangan si peneror itu.
Kakinya mulai naik ke bak mandi. Tangannya membuka jendela kecil itu. Ia mengangkat tubuhnya keatas untuk memasukkan kakinya ke luar jendela. Tapi ternyata itu licin. Ntah bagaimana bisa ada cairan minyak goreng di sana.
Brukk
Junghwan terjatuh ke lantai dengan sangat keras. Kepalanya mengeluarkan cairan kental yang mengalir dibarengi rasa yang teramat sakit di kepalanya.
Lelaki yang berdiri di depan kamar mandi itu tersenyum miring. Merasa puas atas tindakan bodoh temannya itu.
"Selamat kehabisan darah di sana, So Jung Hwan"
Leivy_a2
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY? ||TXT & TREASURE||
Mystery / Thriller[Revisi] 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝑨𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒚𝒐𝒖 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒅𝒊𝒆 𝒐𝒏𝒆 𝒃𝒚 𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒏 𝒎𝒚 𝒉𝒂𝒏𝒅𝒔 _ Ini book pertamaku jika ada kemiripan dengan cerita lain itu atas ketidaksengajaan ya, ini dari pemikiran sy sendiri. Selamat membaca~