Happy reading!
Jam menunjukkan pukul 11.42 siang.
Sudah hampir satu minggu Yedam belum bangun dari tidur panjangnya. Mereka selama ini bergilir untuk menjaga temannya yang masih memejamkan matanya rapat di ranjang rumah sakit. Haruto, Jeongwoo,dan Junghwan tidak ikut menjaga Yedam, karena para kakak-kakak menyuruh mereka untuk memfokuskan belajar di rumah saja,tapi sesekali mereka menjenguk Yedam bersama dengan Hyunsuk atau dengan Junkyu. Kini giliran Junkyu yang menjaga Yedam."Dam bangun dong, semua nungguin lo,tapi ada yang mau lo nya mati sih. Walau nggak ada bukti yang mengarah ke dia tapi gue ngerasa dia yang selama ini teror kita, karena gue tau dia itu kayak gimana." Junkyu menatap sendu kearah Yedam yang memejamkan matanya rapat dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya.
"Duh gue laper nih, gue tinggal ke kantin bentar ya ga lama kok nanti gue balik sini lagi secepatnya." Junkyu yang merasa perutnya keroncongan langsung keluar dari ruang rawat Yedam dan menuju ke kantin setelah mengucap hal itu kepada Yedam seolah lelaki yang terbaring itu mendengarnya.
Setelah kepergian Junkyu, seseorang dengan pakaian perawat dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya, masuk ke dalam ruang dimana Yedam dirawat, setelah memastikan tidak ada orang yang melihat gerak-geriknya.
Sesampainya ia di samping Yedam, lelaki dengan baju perawat itu membuka maskernya menampakkan wajahnya yang dengan senyuman.
Lelaki itu menarik satu sudut bibirnya melihat seseorang yang terbaring lemah dengan mata tertutup.
"Hai Yedam,lo kenapa nggak langsung mati aja sih kan nanti jadi lebih seru. Tapi hari ini gue bakal bikin lo ke surga yang indah di sana."Setelah mengucap kata-kata itu, dia mengambil sesuatu di sakunya. Ia menyuntikkan suatu cairan bening yang dibawanya ke selang infus Yedam.
"Selamat tinggal Bang Yedam," ucap lelaki itu dengan seringai di bibirnya lalu melangkah keluar dari ruangan. Meninggalkan Yedam yang kejang sebab cairan yang dimasukkan lelaki itu di infusnya.
Lima detik setelah kepergian pemuda tadi datanglah Junkyu dengan wajah terkejutnya setelah membuka pintu ruangan Yedam.
Tanpa babibu, Junkyu memencet tombol di belakang brankar untuk memanggil dokter. Hingga seseorang bersama satu perawat datang.
"Silahkan tunggu diluar,saya akan memeriksa pasien dahulu."
Dokter itu datang dengan satu perawat di sampingnya. Setelah dokter itu berucap demikian kepada Junkyu, Junkyu keluar dari ruangan membiarkan dokter itu memeriksa keadaan Yedam yang sedang kejang hebat di dalam.
Junkyu mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia di depan ruangan Yedam. Ia beberapa kali merapalkan doa berharap temannya itu baik-baik saja.
____
Setelah setengah jam akhirnya dokter itu keluar dengan banyak peluh diwajahnya karena berusaha untuk mempertahankan Yedam.
Junkyu berharap dokter itu mengatakan bahwa Yedam tidak apa-apa, tapi yang dikatakan dokter itu membuat dirinya benar-benar terkejut dan badannya lemas seketika."Sepertinya ada yang menyuntikkan cairan berbahaya ke infusnya. Maaf, kami telah berusaha semaksimal mungkin, tapi pasien tidak bisa terselamatkan. Sekali lagi maaf kami ikut berduka," ucap dokter itu setelahnya pergi mengurusi jenazah Yedam meninggalkan Junkyu yang mematung ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY? ||TXT & TREASURE||
Tajemnica / Thriller[Revisi] 𝐖𝐄𝐋𝐂𝐎𝐌𝐄 𝑨𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒚𝒐𝒖 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒅𝒊𝒆 𝒐𝒏𝒆 𝒃𝒚 𝒐𝒏𝒆 𝒊𝒏 𝒎𝒚 𝒉𝒂𝒏𝒅𝒔 _ Ini book pertamaku jika ada kemiripan dengan cerita lain itu atas ketidaksengajaan ya, ini dari pemikiran sy sendiri. Selamat membaca~