23

29 6 0
                                    

Happy reading!

"Bisa jelasin semuanya ke kita?"

"Gue tau kondisi lo semua lagi ga baik. Mending kita keluar dulu dari sini. Gue tau kalian terpukul atas semua kejadian ini, jadi perbaiki dulu yang hancur." Asahi menatap mereka dengan sendu. Ia tau seberapa hancurnya kondisi mental mereka setelah kejadian buruk ini. Kehilangan teman lebih dari satu. Kehilangan yang benar-benar hilang.

Mereka yang mendengar penuturan Asahi pun menurutinya. Karena memang benar, kondisi mereka sedang tidak baik saat ini.

Asahi memimpin mereka semua keluar dari hutan mengikuti beberapa polisi. Mereka hendak menuju ke kota untuk pulang sekaligus menyelesaikan permasalahan kasus ini. Asahi menyuruh teman-temannya untuk pulang terlebih dahulu, namun mereka menolaknya sebelum mendengar penjelasan dari Asahi dan tiga temannya yang tadi datang bersamaan. Mereka kini berada di kantor polisi. Mendudukkan diri di gazebo halaman depan yang untungnya cukup untuk mereka tempati. Mereka semua yang masih memiliki berbagai pertanyaan akan terjawab sekarang. Mengapa dan bagaimana penyelesaian konflik itu terjadi.

"Jadi gimana?" tanya Yeonjun menatap serius ke arah Asahi.

"Oke gue bakal jelasin sejelas-jelasnya. Sebelum gue selesai bicara, jangan ada yang ngomong."

Asahi keluar dari hutan saat puncaknya itu telah dimulai. Ia berlari dengan mengandalkan senter sebagai penerangan. Waktu yang dibutuhkan tidaklah banyak. Saat di tengah perjalanannya ia dikejutkan dengan Junkyu dan Jeongwoo yang sebelumnya ia kira mereka termasuk pelaku. Ia menyuruh mereka untuk mengikutinya tanpa persetujuan dari mereka. Awalnya mereka ragu mengikuti Asahi sebab Asahi sempat mereka curigai. Tapi rasa penasaran mereka lebih besar daripada ketakutannya. Dan akhirnya pun terjawab dengan munculnya pertanyaan baru di otak mereka. Junkyu dan Jeongwoo terkejut saat melihat adanya Mashiho yang seperti sudah menanti kedatangan mereka.

"Mashiho? Lo kok?" Heran Junkyu disertai kerutan di dahinya. Otaknya mendadak berhenti bekerja. Tanpa gerak sedikitpun bagaikan patung.

Mashiho tidak mempedulikan keterkejutan mereka berdua. Ia menatap Asahi. Yang ditatap mengerti kemudian menyerahkan suatu benda ke tangan Mashiho.

"Gue harap kalian bisa dipercaya untuk melancarkan rencana" Mashiho menatap datar memberi peringatan terhadap Junkyu dan Jeongwoo.

"Rencana apa?"

"Nyari banyak bukti dan serahin ke polisi" jawab Asahi yang menambah kebingungan mereka berdua.

"Barang di tangan gue ini bukti. Bukti orang yang meracuni Yedam, bukti pembicaraan rencana pembunuhan Soobin, bukti pelaku pembunuhan Haruto dan Doyoung, dan bukti pelaku dibalik penulisan kalimat "You ready to die?" , empat bukti itu ada di dua benda ini, rekaman suara dan cctv kecil"

"Bukannya mereka pakek topeng atau masker buat nyembunyii wajah mereka?" Jeongwoo sedikit gelisah jika rekaman itu tidak menampilkan wajah si pelaku.

"Tenang aja, rekaman saat dia tanpa topeng ataupun masker juga ada" jawaban Asahi membuat mereka bernafas lega. Ternyata yang sempat mereka anggap lawan rupanya adalah teman.

"Waktu kita ngga banyak. Kyu lo ikut gue ke kantor polisi sebagai bukti ketidakwarasan temen lo itu sekalian tolong panggilan orang tuanya biar buktinya semakin kuat. Dan lo Jeongwoo, lo rekam apapun tingkah pelaku nanti, lo bakal dibantu sama Asahi" jelas Mashiho yang membuat mereka mengangguk mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOLIDAY? ||TXT & TREASURE||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang