Sayangku

78 12 2
                                    

"Mimpi ini... terasa terlalu nyata"


"Benar-benar Casey... aku kehabisan ide bagaimana membuktikan kalau ini... bukan mimpimu" Adira komplain lemah dan kembali berbaring di tempat tidur bunga lembutnya.


Casimir sekali lagi membeku di tempat sebelum bocah kecil melewatinya -- mendorongnya menyingkir -- dan berada di atas Adira. Memeluknya dengan wajah sembab dan menangis keras.


Adira kaget untuk beberapa saat dan hatinya terasa seperti ditusuk dengan pisau besar ribuan kali dan dipukuli dengan palu besi saat mendengar tangisan anak itu.


Dia juga merasa kalau bocah laki-laki itu terasa sangat familiar. Terutama dengan mata bening sapphire indahnya.


"Heise!! Sayang, apa itu kamu?" tanya Adira.


Bocah kecil itu medongak sebentar dengan air mata terus mengalir di wajahnya dan mengangguk. Adira, lalu, tidak menahan lagi dan hampir meremas bocah kecil itu di pelukannya.


"Sayang!! Mama minta maaf! mama benar-benar menyakitimu! mama membuatmu menangis! maaf! mama tidak bisa melakukan apapun saat melihatmu menangis dan hati mama benar-benar terluka.


Mama benar-benar minta maaf sayang. Maafkan mama ya! Mama benar-benar orang yang buruk telah menyakiti anak tercintanya!"


Adira sekarang menangis juga. Dia (Adira) tidak bisa memeluknya saat mendengar dan melihatnya menangis dalam mimpinya. Betapa gatalnya dia ingin memeluk anak malang itu, namun dia tidak bisa dan itu membuatnya sangat frustasi. Dia tahu dia harus menemukan jalan kembali kepada mereka.


Heise, yang berubah menjadi bocal kecil laki-laki itu, menggeleng menanggapi dan memeluknya lebih erat. Dia mencoba memberitahunya kalau itu bukan salahnya. Kalau dia bukanlah orang yang buruk. Dan dia adalah ibu tercintanya jadi, tentu saja, dia akan memaafkannya kapanpun dan untuk apapun.


Melihat seorang wanita, sedikit terlalu muda untuk menjadi seorang ibu, dan bocah kecil yang menjaganya, Casimir akhirnya sadar dan tahu kalau itu bukan mimpi.


Disini istrinya, secara naluri tahu kalau bocah itu adalah putranya dan putra mereka bahkan tidak ragu untuk mendorongnya, ayahnya, menyingkir untuk mendapat pelukan ibunya.


Perbedaan perlakuan apa ini, putraku?


Tapi, itu tidak penting sekarang! Yang terpenting sekarang adalah Adira bangun! Adira telah bangun!


"Adira... kamu bangun... Adira... Adira..."


"Aku disini Casey. Aku tidak pergi kemana-mana lagi"


Adira tersenyum lemah sebelum membuka lengan satunya untuk mengundang pria itu, yang sedang terbawa emosi -- pertama kalinya seumur hidupnya, untuk ikut memeluk mereka dan melengkapi keluarga Heise.


Dan Casimir tidak ragu lagi.


Dia membuka lengannya dan meliputi keduanya, istri dan anaknya didalam pelukan hangat dan eratnya. Mereka lengkap sekali lagi. Mereka akhirnya bahagia lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang