Pangeran Ini!

264 32 0
                                    

Hari berikutnya, walaupun masih melayang dan secara konstan memikirakan tentang wajah super tampan dan memikat Casimir pada malam itu, Adira meminta ijin untuk mengunjungi central plaza di wilayah mereka.


Silfor, yang melihat putrinya lagi setelah malam dia menemaninya pergi ke kampus, menangis berember-ember air mata saat dia mengeluh pada Andrea -- Ibu Adira.


"Lihat dia! dia barusaja kembali dan dia bahkan tidak lagi merindukan ayahnya! Andrea! aku tidak bisa lagi hidup seperti ini!"


"Astaga Silfor, sayang, Adira hanya pergi jalan-jalan dan dia akan kembali dalam sekejap. Bukankah begitu sayang?"


Senyum Adira berkedut tidak terkontrol saat dia melihat ayahnya meratap dan mengeluh seperti anak menyedihkan dan segera menjawab.


"tentu saja, Ayah, Ibu. Aku hanya ingin mengecek sesuatu dan aku akan kembali saat makan siang"


"Lihat? sekarang kenapa kamu tidak kembali bekerja sebelum Yang Mulia memberikan tumpukan lain yang akan menambah menara pekerjaanmu?" Kata Andrea dan menengok melihat menara kembar milik Silfor.


Mood Silfor makin jatuh dan tiba-tiba berubah menjadi kesal dan mengamuk, mengumpat dan memarahi Raja karena memberikan begitu banyak pekerjaan ke tangannya.


Mungkinkah Casey juga memberikan beberapa pekerjaannya kepada orang lain?


.....


"Yang Mulia! Akhirnya! tolong urus ini! saya sudah hampir mati disini!" Roman mengeluh dan meleleh di atas meja Casimir di ruang OSIS saat melihat Casimir melangkahkan kaki melewati pintu.


"Kerja bagus, Roman. Kamu boleh mengambil tiga hari libur. Terima kasih"


Roman, setelah mendengar kata-kata Casimir, hampir berlutut untuk memujinya atau entah Dewa atau Dewi yang memberkati orang berhati gelap ini untuk berkata kata-kata semacam itu!


Dia bahkan memberikannya istirahat! tiga hari! itu cukup untuk mengembalikan semangatnya! Dan bahkan berkata terima kasih! Kapan dia melakukannya? selain kebohongan saat perayaan dan rapat?


"Ya! terima kasih Yang Mulia! saya akan segera berangkat!" dia berdiri dari duduknya dan hormat dengan penuh semangat, gambaran beberapa detik yang lalu hampir seperti ilusi, dan dengan cepat menghilang.


Dia sedikit takut kalau Pangeran akan berubah pikiran.


Tapi berbeda dengan pikirannya, itu tidak akan terjadi. Casimir, setelah semuanya, sangat senang dan puas dengan satu minggu bisa memonopoli begitu banyak waktu Adira. Walaupun Heise kurang lebih banyak menyabotasenya, dia masih gembira menikmati hanya dengan kehadiran Adira.


Casimir duduk di kursinya dan memikirkan kembali malam saat dia memberikan Adira ciuman di pipinya dan mengingat betapa merahnya dia (Adira) setelah dia melakukannya. Sebuah senyuman merekah di wajahnya saat dia dengan lembut menyentuh bibirnya, mencoba menghidupkan kembali momen saat dia mencium pipi hangat dan lembut Adira -- sangat kontras dengan bibir dinginnya.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang