Gadis Cahaya

121 20 0
                                    

"Apa katamu?" Casimir berhenti sejenak dan menengok pada wanita dengan rambut pink koral yang kusut itu.


"Saya bisa menyelamatkannya" Dia mengulangi dengan nada lebih tenang dan lembut.


"Bagaimana?"


"Yang Mulia, saya adalah gadis cahaya" Ungkapnya.


Gadis Cahaya. Ratu yang diramalkan akan membawa kekuatan mutlak untuk kerajaan yang memilikinya. Menguatkannya dengan luar biasa hingga tak ada penjajah yang bisa bermimpi untuk menjatuhkannya.


Dimana perang dapat dengan mudah dimenangkan jika mereka memulainya ataupun bertahan melawannya. Dia adalah gadis yang paling didambakan oleh kerajaan manapun.


Kekuatan yang mendongkrak di medan perang.


Dia (Gadis Cahaya) adalah Ratu yang semua orang tunggu beribu tahun lamanya. Dan sekarang, dia berdiri disamping (berpihak) Raja di masa depan.


Tapi, Casimir tidak mendengar ataupun peduli sedikitpun. Hal yang dia inginkan adalah bagaimana menyelamatkan istrinya.


Dia menggebrak besi penahan dengan kepalan tangannya, membuatnya berdenting begitu keras di tempat sunyi dan hampa itu, dan mengerang rendah berbahaya.


"Katakan. Bagaimana kamu bisa menyelamatkannya?"


Iris melongo, bingung dan tak bisa percaya. Bahkan setelah membuka kartu As nya -- identitasnya -- masih juga tak berarti untuknya. Selalu saja Adira!


Adira ini! Adira itu! Kenapa harus selalu dia?!


Kebencian mengisi hati kecilnya hingga penuh saat dia mendengar retakan merayap perlahan dan begitu menegrikan, dia menelan semuanya hanya untuk bisa keluar dari kerangkeng tempatnya dibuang ini.


"Saya... saya bisa menyembuhkannya dengan cahaya saya" Dia dengan enggan menjawab melalui rahang terkatupnya.


Apapun itu, dia lebih suka kalau wanita itu mati.


Casimir tidak membuang lebih banyak waktu saat dia merobek pintu dari engselnya dengan tangan kosong dan membiarkan Iris keluar. Tapi, tentu saja, tidak setelah dia memberikan peringatan berbahayanya.


"Lakukan hal lucu dan kamu akan mati. Jika terjadi sesuatu padanya, kamu mati. Jika dia mati, maka kamu lebih baik berdoa karena aku tidak akan membiarkanmu mati dengan tenang dan cepat. Kamu mengerti?"


Dia (Iris) menelan ketakutan yang bersarang di tenggorokannya. Sekarang terlihat begitu jelas untuknya wajah asli iblis jahat yang mengintai dibalik sosok pengeran pertama yang dingin.


Selama ini, dia (Casimir) menyimpannya karena Adira ada disana. Tapi coba bawa dia pergi dan tidak akan ada yang bisa menghentikan amukannya. Jika dia (Adira) tidak berada disekitarnya, lalu iblis ini akan menghancurkan seluruh kerajaan hingga hanya tersisa cangkang kosong dari kejayaan sebelumnya.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang