Tersenyum Padaku, Kumohon

155 26 3
                                    

"Apa kamu berhasil memeras informasi darinya?" Casimir langsung bertanya segera saat Roman masuk melalui pintu, walaupun (saat dia masuk) setenang yang dia bisa dan Casimir bahkan tidak melihatnya.


"Tidak Yang Mulia. Dia bersikukuh tetap diam" Roman dengan sedih dan letih melapor pada Casimir.


Dia tahu diantara semua orang di seluruh kerajaan, Casimir dan keluarga Sylveris lah yang mengalami pukulan besar. Mereka bisa dibilang di ambang antara kegilaan dan kemarahan mematikan.


Heise, yang ditinggal di rumah, mengaum begitu keras yang membuat panik kediaman Sylveris dan untungnya Lyfa bisa menutupinya dan mengirim Heise pergi sebelum para prajurit datang dan bertanya tentang sumber auman keras itu.


Tidak siapapun, tidak juga Casimir, tahu dimana dia sekarang.


Dingin seperti badai salju terasa di dalam ruangan pangeran pertama dimana dia menjaga tubuh sakit dan lemah Adira. Mereka sudah memanggil beberapa dokter dan penyembuh dan semuanya berkesimpulan kalau istrinya telah diracun.


Tapi, tidak ada diantara mereka yang bisa membuat penawar racun itu.


"orang-orang bodoh ini, tidak bisa apa-apa... aku akan memancung mereka jika mereka bahkan tidak bisa menggunakan kepala besar tak berguna mereka untuk menyelamatkan Adira"


Casimir dengan gegabah memutuskan dan berdiri sebelum Roman buru-buru mencoba berbicara dengannya.


"Ya-Yang Mulia! Anda tidak bisa memutuskan seperti itu! Si-Siapa yang akan membuat penawar racun Nona Adira jika anda membunuh mereka semua? Si-siapa yang akan melindunginya disini dan menemaninya saat dia membuka mata dan anda tidak ada?


Yang Mulia, anda harus tetap tenang! Kita akan melakukan yang terbaik untuk membuat pria itu memuntahkan penawar dengan cara apapun! Saya mohon tinggal disini dan berada disamping nona Adira"


Dia (Roman) mengoceh dan mengatakan apapun yang bisa dia pikirkan yang entah bagaimana membuat Casimir sedikit tenang dan menyelamatkan hidup para penyembuh yang malang itu. Casimir menjeda dan terlihat menimbang-nimbang atas perkataannya sebelum memegang tangan dingin orang kesayangannya dan kembali duduk.


Dia membawa tangannya ke bibirnya dan menciumnya saat dia berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan nyawa Adira. Dia bukanlah orang yang percaya pada adanya Tuhan tapi sekali ini, dia mencoba memanggilNya untuk menyelamatkan istrinya.


 Roman menghirup nafas lega sebelum pamit dan memberikan waktu sendiri pada pangerannya yang sedih bersama dengan wanita tercintanya.


"Kamu seharusnya tidak melakukan itu, dasar wanita bodoh. Apa yang harus aku lakukan jika kamu meninggalkanku?


Berhentilah bermain-main dan bangunlah. Bakar aku, omeli aku, pukul aku... tersenyum padaku, kumohon"


Gelombang erangan kesakitan dan air mata yang lain datang ketika racun perlahan merangkak ke intinya dan Casimir tidak bisa apa-apa. Tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan rasa sakit yang dirasakan istrinya.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang