Menakhlukkannya

146 22 3
                                    

"Putri, kereta kuda pangeran pertama sudah disini" Seorang pelayan, yang datang bersamanya mengunjungi kerajaan itu, mengumumkan dan melihat putri itu menambahkan bedak tipis di wajahnya sebelum menengok dan mengangguk mengerti.


"Aku bertaruh aku akan bisa melihat si cantik itu hari ini" Dia bergumam dengan senyum tipis dan mengikutinya (pelayan) keluar.


Casimir menyapa Thea dengan membungkuk, sedingin musim dingin yang sama seperti kemarin, dan membantunya menaiki kereta kuda.


"Kemana kita akan pergi hari ini pangeran Casimir?" Dia bertanya untuk menghilangkan dingin sepi yang menggantung canggung diantara mereka.


"Untuk melanjutkan wisata putri. Kita akan mulai dari tempat terakhir yang dikunjungi kemarin" Dan dia masih menjawab dengan singkat, padat dan membunuh kesenangan.


"Mm. Saya menyadari anda tidak membawa serta tunangan kecil anda, Pangeran. Kenapa begitu?" Dia bertanya dengan sedikit mengangkat alis dan sedikit tersenyum. Dia terlihat menggoda dan sedikit menantang Casimir untuk menjawabnya dengan jujur.


"Dia sedikit sibuk hari ini. Dia sudah punya janji sebelumnya sehingga dia meminta saya menyampaikan permohonan maafnya pada anda" 


Putri itu hanya mengangguk mengerti dan suasana kembali sepi setelahnya. Casimir bukan seseorang yang banyak bicara jadi memang sedikit sulit untuk mencoba berkomunikasi dengannya.


Tidak sekalipun dimana dia (Putri) tidak merasa kalau dia menemaninya hanya murni karena tanggung jawabnya sebagai Putra Mahkota.


Itu membuatnya ingin menakhlukannya.


Seringai tersembunyi merekah di wajahnya saat dia (Putri) menengok menatapnya yang juga larut di dalam pikirannya sendiri saat melihat toko-toko dan bangunan yang mereka lewati.


.......


 Setelah makan siang Casimir dan Thea datang ke toko yang menjual makanan manis dan cemilan. Putri itu mengatakan ingin mengeceknya dan mungkin membungkus beberapa untuk nanti.


Bel berdering ketika Casimir mendorong pintu untuk Thea dan seorang bocah imut ceria datang menyapa mereka.


"Selamat datang-eh?"


"Mm?" Thea bergumam dan menaikan satu alisnya saat bocah laki-laki itu berhenti mendadak pada sapaannya dan melihat mereka. Lebih pada pria disampingnya.


"Ya-Yang Mulia dan umm..."


"Ini Putri Thea Rosalva Beria Alynthi, tamu kerajaan"


Apa perlu mengenalkanku begitu formal pada pelayan toko ini?


"Halo. Saya Thea dan anda?"


"Saya pikir mengetahui nama saya tidak bernilai untuk waktu Tuan Putri! Ah, anda punya preferensi pada makanan manis tertentu?"

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang