Istri Gembira, Hidup Bahagia

194 21 6
                                    

Setelah Adira mengisi perutnya dan Casimir juga -- dengan mengamati dan hanya melihat bola mentari kecil bahagianya menghabiskan makanan penutupnya -- mereka kembali ke istana.


Dia memperingatkan Adira kalau orang yang akan ditemui bisa saja orang yang punya maksud buruk tersembunyi padanya dan dia (Adira) mengangguk sebagai respon.


Maksudku, dengan serangan terus menerus dari Iris, musuh lain tidak begitu berbeda.


"Kamu akan menemaniku kan? (kalau begitu) tidak ada yang perlu ditakutkan" Siapa juga yang berani menentangmu? aku benar-benar ingin melihat satu orang saja mencobanya.


Casimir gatal ingin mengklaim bibir cherry kecil merah mudanya tapi memutuskan tidak melakukannya dan menyimpannya. Ada waktu dan tempat yang tepat untuk segalanya. Dan itu juga melanggar hukum.


Dan yang lebih penting, dia tidak tahu dimana tempat dia berdiri di hidup Adira.


 Tentu mereka bertunangan, tapi itu karena dia (Casimir) yang menginginkannya. Mereka menjadi dekat juga karena dia yang menginginkannya. Dia menjadi ayah Heise, yep, karena dia yang menginginkannya. Dia masuk di kehidupannya -- bagian dari kesehariannya -- karena dia yang menginginkannya.


Tapi apa yang diinginkan Adira?


Selama ini, dia (Casimir) yang memaksakan keinginannya. Dengan sengaja mencoba membuatnya cemburu dan memancing emosi apapun yang bisa dia dapatkan darinya -- yang membutuhkan waktu yang benar-benar lama -- dengan membiarkan gadis Latifolia itu bisa mendekat sedekat yang dia bisa.


Tapi apa itu benar-benar hati milik Adira? Atau dia yang memaksakan apa yang dia inginkan dan dia hanya membodohi dirinya saja? Karena sudah cukup lama, tapi Adira memang tampak tidak akur dengan Iris.


Apa dia marah karena gadis itu menempel padaku? atau memang karena gadis itu sendiri?


Apapun yang menyangkut Adira, Casimir hanya tidak bisa percaya diri pada jawaban yang dia formulasikan maupun membaca dan mengerti dewi cantik lincah ini.


Dia (Adira) selalu tidak pasti dan tidak biasa di dunianya yang memiliki alur dan pola terencana. Dia adalah bola cahaya yang bersinar tidak biasa di dunianya yang membosankan.


"Adira-"


"Oh! Yang Mulia, Nona Adira! Kalian bersama. Lagi. Anda tahu Yang Mulia? Kadang saya bertanya-tanya jika anda adalah penguntit di kehidupan anda sebelumnya" William, yang tidak sengaja lewat dan menemukan mereka berdua, memutuskan untuk berjalan mendekat dan menyapa mereka.


Sebenarnya, dia masihlah seorang pangeran, William.


Seperti biasa, sangat bodoh (tidak sadar) dengan gejolak dingin Casimir, William menyampaikan isi pikirannya dan menarik lelucon garing pada Casimir yang tidak mendapatkan tawa ataupun senyuman sama sekali tapi hanya tatapan dingin.


Adira menengok padanya dan menyapa kembali, seramah yang dia bisa dengan sedikit membungkuk.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang