[ Jerhemy ]
• • •
Aku nggak pernah yang namanya mengalami kebingungan dengan suasana canggung yang membuatku nggak bisa berkata apa-apa karena memang aku tidak bisa berada di dalam kondisi yang seperti itu.
Tapi saat ini, aku sendiri sedang mengalaminya.
Aku terdiam dengan mata yang memandang lurus seorang pria yang nggak mengenakan pakaian sebenang pun yang membuatku terasa aneh dengan penampakan yang saat ini ku lihat.
Seharusnya aku biasa saja. Karena pada dasarnya tujuanku memang melihat lelaki telanjang untuk mencoba merasakan apa itu yang namanya hubungan seks bersama pria.
Bukan berarti aku menyimpang. Aku sudah menikah, dengan wanita baik juga cantik tentunya. Yang aku lakukan ini hanya sekedar penasaran, dan temanku lah yang menyarankan untuk mencobanya.
Aku memang nggak pernah mencoba berhubungan sesama pria. Bahkan kepikiran pun nggak pernah. Kalau bersama wanita, aku beberapa kali melakukannya sebelum aku bertemu Herna dulu.
Ya pokoknya, aku hanya sekedar coba-coba lah.
Tapi siapa yang mengira, kalau percobaan pertamaku diketahui langsung oleh orang yang mengenalku bahkan memiliki hubungan erat dengan Istriku.
Dia Hoshi. Adik Iparku.
Enggak. Bukan diketahui lagi kasusnya. Melainkan dia lah yang akan menjadi bahan percobaanku untuk mencoba berhubungan intim bersama pria.
Aku syok, dan terdiam sangat lama untuk mencernanya. Pikiranku kemana-mana. Aku nggak menyangka dan terus mengenang bagaimana pertemuanku dengannya saat terakhir aku melihatnya tiga bulan yang lalu.
Kesan pertamaku saat diperkenalkan oleh Herna, adalah dia manis. Memiliki wajah yang tampan yang membuatku berpikir kalau dia pasti sangat terkenal di kalangan para gadis.
Sikapnya pun tidak ada yang aneh. Nggak ada yang menunjukkan kalau dia menyimpang ataupun hal lainnya yang menjurus sebagai orang bayaran atau pemuas nafsu sesama pria.
Makanya butuh waktu bagiku untuk memahami situasi sampai kemudian dia mulai menyuruhku untuk masuk dan mengunci pintu yang entah kenapa malah ku turuti perintahnya itu.
Walaupun saat ini perasaanku sangat membingungkan--aku nggak tau harus merasa marah, kecewa, atau sedih melihat kenyataan yang baru saja aku temukan--tapi tidak bisa ku pungkiri kalau saat ini tubuhnya terlihat memukau dengan kemulusan yang dimilikinya.
Bahkan saat dengan jelas dia menunjukkan bokong miliknya yang berisi dan membuka lebar lubang dengan sisi yang berwarna kemerahan. Aku tak bisa mengontrol diriku untuk tidak menyentuh serta merabanya.
Akal sehatku hilang begitu saja, yang mana padahal aku sudah berkata padanya kalau ini nggak benar dan aku harus membawanya pulang untuk mengadilinya.
Ya, tentu saja aku nggak akan memberitahu pada Herna, Kakaknya. Aku berniat menjadikan ini rahasia kami berdua dan membicarakannya baik-baik selama perjalanan.
Tapi sayangnya akal sehatku dilahap begitu saja dengan hawa nafsu yang memenuhi ku yang bahkan kini sudah membuat sesuatu di dalam celana ku membesar dan mengeras.
Aku tidak bisa menahannya, bahkan saat ini aku sudah memasukkan satu jariku ke dalam lubang miliknya.
Dia sangat menggoda, bahkan pergerakan tubuhnya yang disertai suara desahan renyah membuatku mempercepat pergerakan tanganku di dalamnya.
Aku mengerti sekarang, mengapa temanku sangat menyarankanku untuk segera mencobanya begitu dia selesai melakukannya. Ya, itu karena tubuh Hoshi yang menggoda baik dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother in Law [END]
General FictionKetika sebuah kebetulan menjadi kebiasaan hingga akhirnya membuat sesuatu yang awalnya biasa saja, menjadi sebuah ketergantungan yang sulit untuk dihindarkan. • • • R21+