- 20 -

14.4K 702 56
                                    

[ Jerhemy ]

• • •

Hari yang melelahkan berakhir sudah.

Aku yang seharian berada di kantor mengerjakan semua pekerjaan yang sempat aku tinggalkan beberapa hari yang lalu, akhirnya selesai dengan aku yang kini tengah bersiap untuk pulang kerumah setelah melihat jam yang menunjukkan pukul lima sore.

Tidak terlalu berat sebenarnya, karena pada saat makan siang, Hoshi mampir untuk menemaniku yang membuatku bersemangat melihat sosoknya yang akhir-akhir ini selalu berada dalam pikiranku.

Dia benar-benar mencuri hatiku.

Entah bagaimana bisa, yang jelas perasaan ku padanya bukanlah sekedar perasaan coba-coba seperti yang dikatakannya.

Aku menyayanginya. Dengan tulus tentu saja. Dan perasaan ini sama persis dengan apa yang aku rasakan pada Herna saat mengencaninya. Bahkan ku pikir, perasaan ku kali ini lebih besar dari sebelumnya.

Entah apa yang terjadi padaku sebenarnya.

Aku yang sudah memiliki istri, malah dengan mudahnya memiliki perasaan untuk orang lain yang mana orang itu adalah Adik Iparku sendiri.

Ini gila. Tapi ini sungguh terjadi dengan aku yang mengakuinya sendiri.

Tentu saja aku kepikiran,sedikit frustasi karena memikirkan cara menyelesaikan masalah hati yang meresahkan ini agar aku tidak hanya memilih satu, tapi keduanya.

Aku menyayangi Herna. Sangat menyayanginya. Tidak pernah pudar rasa sayangku padanya. Tapi tidak bisa ku pungkiri juga, kalo aku menginginkan Hoshi di dalam hidupku dengan memilikinya. Ia pria pertama yang membuatku jatuh cinta padanya.

Iya. Aku sudah menyadari perasaanku yang kini tumbuh menjadi cinta. Aku mencintainya. Waktu yang kami habiskan membuatnya sangat jelas. Aku tidak ingin melepaskannya. Tubuhnya yang mungil yang sangat pas untuk ku peluk, sangat membekas dan terasa sangat nyaman.

Aku ingin selalu melihatnya. Mendengar suaranya yang memanggil nama ku dengan nada bicaranya yang khas. Aku ingin selalu bersamanya, sepanjang waktu berada disisinya.

Aku tau aku egois. Aku pria jahat yang pernah ada. Dan bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Herna saat mengetahui semuanya. Aku tak sanggup memikirkan keputusan Hoshi jika nanti semuanya terungkap.

Akankah dia meninggalkanku, atau Herna yang meminta pisah denganku?

Atau bahkan mungkin, aku tidak mendapatkan keduanya karena keserakahan juga keegoisan ku yang ingin memiliki keduanya.

Aku takut. Tapi aku tidak bisa terus seperti ini karena bagaimanapun, semuanya pasti akan terungkap baik disengaja maupun tidak disengaja.

Aku mungkin akan berterus terang jika semuanya dirasa tepat. Tapi aku rasa, aku sudah terlambat. Karena saat aku tiba di rumah dan masuk ke dalamnya. Aku dikejutkan dengan ruangan yang tadinya gelap, tiba-tiba semua lampu menyala yang membuatku bisa melihat segala dekorasi sederhana dengan Herna juga Hoshi yang mendekat.

"Ada apa ini?" tanyaku, merasa bingung dengan dekorasi serta kejutan yang mereka lakukan. Terlebih lagi dengan kue berukuran kecil yang Hoshi pegang dengan satu lilin yang menyala di tengahnya.

"Loh, Mas nggak tau? Hari ini kan hari ulang tahun Mas. Lupa, ya?" ucap Herna, dengan wajah gembira yang memamerkan senyumnya. Hoshi juga melakukan hal yang sama, terlihat sangat manis yang membuatku ingin sekali menciumnya.

Tapi karena saat ini ada Herna, aku berusaha menahannya. Dan malah melakukan hal yang mungkin akan membuat Hoshi cemburu karena aku yang mengecup kening Herna dan mengucapkan terima kasih padanya.

Brother in Law [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang