1. Awal Mula

113K 8.7K 440
                                    

"Aku terlalu mencintaimu hingga aku lupa cara mencintai diriku sendiri"

.

.

.

Seorang gadis menutup novel yang baru saja ia baca hingga tamat. Ia menghembuskan nafas pelan.

"Sial, baru kali ini gue menghayati baca novel sedalam ini."gumam gadis itu.

"Sejauh ini, gue suka karakter tokoh utama pria si."gumam gadis itu diakhiri kekehan.

"Sel!!"gadis yang dipanggil namanya itu menoleh. Ia melihat gadis yang menjabat sebagai sahabatnya sejak TK yang anehnya masih bertahan hingga usianya sekarang yang mencapai 18 tahun.

"Apa?"tanya gadis yang tadi disebut namanya.

Seline Andromeda, nama gadis itu. Gadis yang saat ini sudah menginjak kelas 12 jurusan IPA dan bisa dikatakan siswi pintar karena selalu berhasil menduduki peringkat pertama dikelas maupun sekolah. Dan yang memanggil tadi adalah Aura Anggita, sahabat Seline yang berbakat menulis novel, baru baru ini dia telah menerbitkan novel kelima dengan nama samaran semesta. Jika ditanya mengapa tidak memakai nama asli, maka Aura akan menjawab 'biar gue keliatan misterius aja'

"Gimana novel yang gue buat? Baguskan? Bagus lah!!! Mana gue masukin nama Lo disalah satu tokoh!"ucap Aura.

"Bagus. Tapi, Anjir! Lo make nama gue buat tokoh figuran yang berujung mati?! Kasian amat nasibnya, tunangan nya ga cinta balik sama dia, dibunuh lagi!"ucap Seline ngegas.

Sedangkan Aura hanya meringis pelan melihat Seline yang menatapnya dengan raut wajah marah tak terima.

"Ya,ya gimana. Udah terlanjur terbit."ucap Aura watados.

Ya, novel berjudul 'Obbesion my boyfriend' merupakan karya Aura yang saat ini sedang booming dikalangan remaja. Seperti judulnya, novel ini bercerita tokoh utama yang sangat terobsesi pada tokoh utama wanita. Namun cerita ini yang juga berlatar pembunuhan sehingga para tokoh tak segan membunuh satu dan lainnya jika mereka mengganggap itu mengganggu. Seperti tokoh Seline yang dianggap penggangu dan dibunuh dengan tragis oleh tunangannya yang juga menjadi tokoh antagonis pria yang akan memperebutkan tokoh utama wanita.

Seline mendengus lalu beranjak berjalan meninggalkan kelas untuk pulang. Koridor sekolah cukup sepi karena Seline dan Aura yang terlalu fokus membaca novel hingga tak sadar waktu berlalu cepat.

Seline menyebrang jalan menuju halte sekolah untuk menunggu jemputan supir keluarganya.

"Seline, tungguin gue!"teriak Aura berlari menyusul Seline.

Seline yang sudah sampai di sebrang jalan pun berbalik melihat Aura. Matanya membola melihat kendaraan dengan kecepatan tinggi sedang menujuju Aura yang berjalan kearahnya dengan senyuman dibibirnya. Dengan cepat ia berlari mendorong Aura yang bingung melihatnya.

Bruk

Seline bisa merasakan seluruh badannya kaku dan sakit sekujur tubuhnya. Ia memejamkan mata merasakan pusing hebat di kepalanya. Teriakan demi teriakan terasa bersahutan di telinganya.

"Sel!!! Bangun sel... Hiks kenapa, kenapa Lo hiks nyelametin gue! Harusnya gue! Harusnya gue hiks."suara Aura melirih dengan tangan gemetar memegang kepala Seline yang penuh darah kepangkuannya. Sementara orang orang sekitar sibuk memanggil ambulance, serta polisi untuk menangkap pelaku yang sudah kabur sesaat setelah tabrakan.

Seline tersenyum dengan sisa tenaganya. Ia membuka mata melihat Aura dan mencoba menghapus air matanya.

"Gapapa."Seline mengambil nafas sebanyak banyaknya. Rasanya sangat sulit untuk berbicara.

"Jangan.. ngerasa.. bersalah.. ini uhuk pilihan.. gue... Makasi untuk selama ini... Kayaknya uhuk.. gue.. mau ketemu malaikat ganteng... Good... Bye... Aura Anggita."Seline menutup matanya seiring detak jantungnya yang ikut berhenti.

***

Seorang gadis membuka matanya perlahan.

"Gue? Masih hidup?"gumam gadis itu.

Ceklek

"Nona Seline?! Nona udah bangun?! Sebentar, biar bibi panggilkan dokter." Seorang wanita paruh baya memasuki ruangan gadis tersebut kemudian berteriak heboh kemudia keluar kembali.

Seline, gadis itu Seline Andromeda yang tertabrak demi menyelamatkan sahabatnya Aura dan sekarang berada di ruangan berbau obat obatan khas rumah sakit.

Seline mengerutkan dahinya tak mengerti, siapa wanita tadi? Ia bahkan tak mengenalnya, namun wanita itu memanggilnya seakan akan mereka saling kenal?

Ceklek

Pintu terbuka kembali, masuklah seorang pria yang menggunakan jas putih khas dokter diikuti beberapa perawat dan wanita paruh baya tadi.

Dokter segera memeriksa keadaan Seline.

"Nak, apa masih ada yang sakit?"tanya dokter itu. Seline menggeleng pelan.

"Hanya sedikit pusing dok."Ucap Seline.

"Syukurlah. Setelah perawatan beberapa hari nona akan sembuh total dan baru bisa keluar dari rumah sakit ini. Kalau begitu saya permisi."ucap dokter.

"Baik dok."ucap wanita paruh baya yang tadi datang pertama kali.

"Nona? Saya akan beritahu tuan dan nyonya kalo nona sudah sadar. Nona butuh sesuatu?"tanya wanita paruh baya tersebut.

"Em lapar."ucap Seline ragu.

"Baik. Bibi pergi Carikan makanan dulu ya. Non baik baik disini."Ucap wanita paruh baya itu kemudian pergi keluar.

Seline memandang pintu yang tertutup. Ia beralasan lapar agar ia bisa sendiri. Ia masih tidak mengerti apa yang terjadi. Matanya menatap tubuhnya. Ia heran dengan tubuhnya yang menjadi kecil. Apa ini semua mimpi? Namun mengapa rasa sakitnya terasa nyata?

Tak lama sekelebat bayangan masuk kedalam otaknya. Seline memegang kepalanya yang terasa sakit seiring sebuah ingatan masuk kedalam otaknya.

"Ini? Tubuh figuran dalam cerita Aura? Transmigrasi? Apa itu nyata?"gumam Seline setelah melihat ingatan pemilik tubuh ini.

"Sekarang tubuh ini baru masuk kelas 5 SD, artinya pertunangan bakal dilakuin sebentar lagi. Gue harus gimana? Ikutin alur dan mati? Atau menghindari alur dan bertahan hidup? Namun, gue juga ga yakin raga gue didunia nyata. Waktu itu, rasanya tubuh gue udah mati rasa bahkan gue batuk darah."gumam Seline pelan. Ia harus memikirkan rencana selanjutnya.

"Artinya, gue harus bisa bertahan hidup disini sampai akhir."final Seline.

"Gue, harus batalin pertunangan ini terlebih dahulu."putus Seline.












***

End

Obsesi Antagonis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang