3. Tokoh Antagonis Pria

63.4K 7.7K 385
                                    

"Dia hadir, namun belum tentu menjadi takdir."


.


.



.


Seline tiba dirumahnya pukul 3 sore. Saat memasuki rumahnya ia sudah melihat Morgan dan Widya yang menyambutnya diruang tamu.

"Hai sayang. Gimana sekolahnya?"tanya Widya lembut.

"Baik."ucap Seline singkat.

"Baik. Kamu mandi dulu ya? Kita akan kerumah Theo. Dia sedang sakit. Kamu mau kan?"tanya Widya pelan. Ia harap Seline dan Theo bisa menjadi teman yang saling membantu. Karena terkadang ia kasihan melihat Theo yang juga kesepian tanpa kasih sayang ibunya. Mengapa ia baru sadar putrinya juga merasakan nya meski ia sebagai ibunya masih hidup?

Seline mematung mendengar hal tersebut.

Theo, atau lebih tepatnya Theodore Calderion merupakan tunangan dari Seline. Theo merupakan tokoh antagonis. Menurut ingatannya, tokoh Seline sering melihat Theo yang terdiam bak patung menatap foto mendiang ibunya. Ia juga sering melihat Theo yang memiliki memar dibeberapa bagian tubuhnya. Namun karena sifat Seline yang pasif dan pendiam membuat Seline hanya bungkam dan tidak berani mencoba bertanya. Sehingga Seline hanya diam dan terus mengikuti kemanapun Theo pergi.

Biasanya hampir setiap hari Seline datang berkunjung kerumah Theo, namun akibat insiden Seline yang dirawat dirumah sakit sehingga Seline belum menemui Theo seminggu lebih.

"Seline?"panggil Morgan melihat anaknya yang melamun.

"Eh? Iya? Yaudah aku mandi dulu yah, bun."ucap Seline kemudian segera pergi ke kemarnya.

"Sabar, semua butuh proses."ucap Morgan menyemangati Widya yang kembali melamun menatap kepergian Seline.

***


"Kita mampir mall dulu ya? Bunda mau beli buah buahan dulu buat Theo."ucap Widya saat mereka didalam mobil.

Mereka hanya berangkat bertiga. Widya dan Morgan bertekad menghabiskan sebanyak mungkin waktu bertiga. Meski tak bisa mengembalikan waktu yang telah hilang namun mungkin cukup mengurangi kebersamaan yang sempat hilang. Mereka bahkan mengalihkan pekerjaan mereka dirumah dan sisanya diserahkan pada asisten mereka. Morgan yang merupakan CEO dan pemilik perusahaan besar yang sudah membuka cabang dibeberapa negara dan Widya yang menjadi Pengacara terkenal.

Seline hanya mengangguk.

Mobil mereka memasuki mall terkenal Jakarta. Sejauh ini menurut pandangan Seline dunia ini dan dunia nyata hampir sama, bahkan nama daerahnya pun sama. Yang membedakan adalah disini lebih tertata dan jumlah kemiskinan yang dibilang sangat sedikit.

Seline memandang sekitar hingga matanya tertuju pada salah satu toko yang menjual aneka mainan dan pernak pernik anak.

"Ayah? Bunda? Seline mau kesana boleh?"tanya Seline menunjuk toko mainan dan pernak pernik anak yang sejak tadi menarik perhatian nya.

"Em, kamu pergi sama ayah ya? Biar bunda yang belanja sendiri."ucap Widya. Seline tampak menimang hingga tak lama ia mengangguk. Akhirnya Widya berpisah dengan Morgan dan Seline.

Obsesi Antagonis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang