"yang diingetin makan bakal kalah sama yang diajak makan."
.
.
.
Sebelum mulai, inget rumus ini
14 x 27 = 1Oke?
Theo pov
"Gimana?"
Tuk tuk tuk
"Saya udah kasih kalian kesempatan selama seminggu. Kalian tidak mungkin mengecewakan saya bukan?"
"Ma-maaf tu-an, kita, kita tidak berhasil-"
Dor
Dor
Dor
Ia muak!
Entah berapa nyawa yang sudah ia hilangkan karena kekesalannya. Bagaimana tidak, ini sudah satu bulan sejak kematian bi Lusi dan pesan asing itu tapi anak buahnya sama sekali belum mendapatkan petunjuk apapun.
Ia, jadi merasa tidak berguna!
Seline disekitarnya, namun masih ada yang berani bermain main dengannya. Apalagi jika ia berjauhan dengan Seline?
Maka dari itu, ia terus menempeli Seline kemanapun Seline pergi. Meski sebenarnya, ia juga menyukai kerjaannya itu.
"Sean."
Ia dengan cepat memanggil tangan kanannya.
Tak lama, seorang pemuda datang.
'ganteng si, tapi lebih ganteng gue.'batinnya menatap tangan kanannya itu.
Ia tak sengaja menyelamatkannya dari pembunuh bayaran saat itu. Ternyata sedikit kebaikannya membuahkan hasil. Orang yang ia selamatkan menjadi orang yang bisa ia andalkan dan ia percaya sebagai tangan kanannya yang setia.
"Iya tuan."ucap Sean.
"Apa kau menemukan sesuatu?"tanyanya dengan suara rendah. Ia benar benar tak habis fikir, sehebat apa orang itu hingga anak buahnya tidak bisa menemukan jejaknya selama ini?
"Maaf tuan, saya belum menemukan petunjuk. Saya akan bekerja lebih keras lagi."ucapan Sean membuatnya menggeram kesal.
Dor
Ia menatap datar hasil karyanya di bahu Sean. Sama sekali tidak ada rasa penyesalan darinya karena telah menembak orang yang selama ini selalu setia dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Antagonis [ON GOING]
FantasyTransmigrasi ke dalam novel? Mungkin, itu hal biasa dalam dunia fiksi. Lalu bagaimana jika Seline Andromeda si playgirl pecinta novel yang mengalami? Sialnya dia hanya seorang figuran?!! Lebih tepatnya, tunangan Antagonis yang mati akibat dianggap...