11. Manjanya seorang Theodore Calderion

52.2K 6.3K 889
                                    

"cowo kalo udah beneran sayang sama Lo, ga akan ada kata gengsi lagi buat kata maaf."

.

.

.

"Seline! Ck." Theo berdecak kesal karena Seline terus mengabaikannya.

"Apa?"tanya Seline tanpa menoleh ke arah Theo. Saat ini Seline sedang mengurus proposal untuk event sekolah. Mereka sedang berada di rumah Seline. Jika Seline yang tidak kerumah Theo, maka Theolah yang akan pergi ke rumah Seline. Karena itu sejak beberapa tahun terakhir ini Seline sudah terbiasa jika Theo berada disekitarnya.

"Jangan cuekin Theo!"ucap Theo dengan wajah kesal.

Seline melirik sekilas namun kembali fokus pada laptopnya di pangkuannya. Sementara itu, Theo sedang berfikir cara agar Seline fokus padanya, bukan pada laptop sialan itu. Tak lama, Theo menyeringai.

"Yaudah. Seline pasti haus. Theo buatin minum ya?!"ucap Theo pada Seline lalu pergi menuju dapur tanpa menunggu jawaban Seline.

Seline yang melihat itu pun menghembuskan nafas pelan. Akhirnya ia bisa fokus mengerjakan!

Prangg

Seline terkejut saat mendengar suara benda jatuh. Belum ada lima menit sejak Theo pergi!

Seline segera menyimpan laptopnya dan berjalan menuju dapur. Saat sampai, pemandangan gelas yang pecah dan darah ditangan Theo yang sangat banyak membuatnya terkejut! Dengan cepat ia mendekati Theo dengan hati hati agar tidak menginjak pecahan kaca. Ia mengambil tangan kanan Theo yang terkena pecahan kaca perlahan.

"Kok bisa sampe kayak gini si?"tanya Seline lembut.

"Gelasnya ga sengaja jatuh, pas aku mau ngambil gelas malah kena."ucap Theo sesekali meringis.

"Yaudah dicuci dulu yuk. Aku ambil kotak p3k dulu."ucap Seline. Setelah itu Seline pergi untuk mencari kotak p3k.

Sambil mencuci tangannya yang penuh darah Theo diam diam tersenyum. Apapun akan ia lakukan agar Seline dapat memperhatikan nya.

***

"Makannya, besok lagi hati hati. Kalo engga, panggil bibi aja, biar dia yang beresin. Lihat, darahnya banyak banget. Sakit ya? Kalo terlalu kenceng bilang."Seline terus berbicara sambil mengobati luka Theo di ruang tamu, sedangkan pecahan beling sudah dibersihkan oleh bibi Lusi. Tanpa Seline sadari bahwa Theo terus menatapnya intens sambil sesekali tersenyum melihat ekspresi Seline yang lucu saat sedang marah sambil terus berbicara.

"Iya iya. Maaf."ucap Theo. Padahal ia yang terluka, namun Selinelah yang paling heboh.

"Nah. Selesai."ucap Seline puas melihat tangan Theo yang sudah tertutup seperti mumi.

"Makasi."ucap Theo tulus yang dibalas anggukan oleh Seline.

"Sebentar lagi jam makan siang. Theo mau apa? Biar Seline masakin."ucap Seline sambil melirik jam.

"Ayam geprek buatan Seline!"jawab Theo semangat. Masakan Seline memang sangat enak!

Seline tertawa melihat semangat Theo.

Obsesi Antagonis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang