Vote and Comment Juseyoo
.
.
.
.
.
.
Hari sudah berakhir, kini sudah waktunya Jaemin kembali kekastil lagi. Dia masih ingin menyimpan kertas kertas itu. Ketika dia akan keluar, dia melihat secarik kertas yang tertimbun dibawah lemari. Jaemin mengambilnya, dia benar benar tidak percaya dengan ini.
"Tuan Jaemin, mobil anda sudah didepan." Jaemin terlonjak kaget.
"I-iya.. tunggu sebentar" Jaemin terburu buru mengambil sesuatu dan memasukkannya kedalam tas yang tersisa tempat sedikit.
Dirinya sedikit terburu-buru, bukti ini tidaklah seharusnya dia bawa. Tapi ini sangatlah penting untuk dirinya sebagai rakyat. Biarlah dia nanti dihukum, asal kebenarannya terungkap.
Jaemin kini berjalan menuju mobil untuk kembali ke Istana Timur. Sore itu mereka masuk keruang masing masing mengistirahatkan badan untuk pertemuan malam mereka nanti. Memberikan laporan kepada sekertaris kerajaan apa saja yang sudah mereka lakukan selama 2 minggu disana.
Sembari menunggu malam tiba, Jaemin membuka tumpukan kertas yang ada didalam kotak yang berada dalam kamar inapnya walikota tersebut.
Jaemin hanya mengambil kertas kertas itu dan menggulungnya bersamaan dia menggulung baju bajunya.
Kini dia membuka gulungan itu, kemudian menuliskan kalimat kalimat itu dibuku yang biasa dia bawa, mungkin ini terdengar seperti syair. Tapi menurut Jaemin ini adalah petunjuk untuk dirinya.
Kau tahu, Kau adalah orang yang terpilih untuk bisa menlanjutkan kejenjang yang serius. Kau adalah orang yang terpilih. Ingat! Kau tidak boleh melewati batas batas yang sudah kau tentukan sendiri. Tapi kau melarangnya, itulah sebabnya kau terpilih.
Jaemin sedari tadi mengernyit ketika menuliskan kembali tulisan itu. Apa dia yang terpilih? Mungkin tidak. Jelas Tidak. Tapi kini hanya tingal 5 peserta sayembara, salah satunya adalah dirinya.
Dirimu sudah mengunjungi desa ini, maka jangan lupakan kami ketika kau terpilih. Kau tahu kami bagaimana, kau tahu kehidupan kami bagaimana, dan kau pula yang membunuh kami secara keji. KAU JAHAT RAJA!
Oke. Jaemin mulai pusing sekarang. Ini seperti syair tapi bukan, ini seperti puisi tapi bukan juga, ini seperti tulisan biasa yang berisi curhatan curhatan sang penulis.
Secara tak sadar pula darah menetes dihidungnya. 'Aishh.. kenapa harus sekarang juga' Jaemin mencari kain dan tisu untuk menyumbat darah yang mengalir dihidungnya ini.
"Ayolah.. Jangan sampai aku terlihat lemah hanya karena tugas ini didepan Raja, Jaemin!" ucapnya sembari menggerutu akibat darah yang tak berhenti berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scelta reale (JAEMREN vers) END
Humor皇家之選 (Huángjiā zhī xuǎn) 로얄 초이스 (loyal choiseu) Royal Choice Seo Renjun benar benar tidak mau menerima sayembara dari Sang Raja-Ayahnya, tetapi ayahnya tetap memaksa demi kemaslahatan rakyat dan kerajaan. Mereka butuh keturunan dan itu harus dari...