18

761 78 5
                                    

vote, comment jusseyoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote, comment jusseyoo

.

.

.

.

.

.

Hari itu, Jaemin masih berkutat dengan dagangan keluarganya, sang ayah juga membantunya kini tiba-tiba saja ada beberapa orang yang berbicara tentang Jaemin, jujur saja dia terganggu akibatnya. 

"Tenanglah mungkin mereka merasa iri denganmu, jangan dihiraukan oke!" ucap Jaehyun sembari memeluk pundak sang putra, mereka bahkan belum tahu bagaimana amarah Jaemin ketika marah. 

Baru saja selesai mendengarkan celoteh warga sekitar yang tidak jelas itu, dan sekarang dia harus berhadapan dengan beberapa orang kerajaan yang meminta dirinya untuk segera kembali keistana. 

"Tunggu, apa kau bilang? Kerajaan sedang dalam masa buruknya. Selama aku disana bukannya baik-baik saja, ini karena salah satu dari peserta sayembara ini berusaha ingin menjatuhkan negeri kita Yang mulia" pengawal ini sudah  berani menyempatkan nama panggilan kepada Jaemin. Dirinya kini merasa terpanggil akan hal ini. Entahlah mungkin karena dirinya sekarang sudah mampu menjadi Raja, apa salahnya. 

"Sepertinya aku tahu, siapa pelakunya." kedua pengawal tersebut hanya memandang satu sama lain dan kembali diam. 

--Scelta Reale--

Kala itu Jhonny, Taeil, dan Renjun terburu-buru memasuki ruangan khusus untuk rapat bersama dengan para Jendral dan Panglima yang mereka miliki. 

Kini mereka berkumpul dan duduk membahas peperangan yang akan mereka hadapi esok. 

"Demi Tuhan, aku bahkan tidak mengetahui ini. Bagaimana bisa kerajaan memilih raja yang salah. Dan bagaimana bisa pula jika aku tidak mengetahui kalau putriku hampir disiksa olehnya. Kau bodoh Youngho. Bodoh bodoh bodoh." Taeil yang melihatnya segera menarik tangan sang suami.

"Sudahlah, jangan menyakiti dirimu sendiri sayang. Kau jangan membuat dirimu lemah didiepan para pejabat." bisik Taeil. 

Seluruh ruangan itu baru tahu kalau Putri Mahkota mereka hampir diperkosa oleh Kerajaan yang mereka anggap saudara sendiri. 

"Duke, aku tidak ingin mengatakan ini sebenarnya. Tapi ini berkaitan dengan sayembara Tuan Putri kemaren. Aku yakin jika Minhyung hanya menginginkan tuan putri saja bukan kerajaan kita." 

"Aku berpikiran juga seperti itu Menteri. Bagaimana jika kita mengalah saja dan menyerahkan Putri Mahkota kita saja. Dengan begini peperangan tidak akan terjadi." 

Jhonny, Taeil hanya menghela nafas ini adalah opsi lain jika mereka memang benar benar tidak memiliki jalan lain. Sedangkan Renjun dia sudah meremat keras tangannya sampai memutih. 

Scelta reale (JAEMREN vers) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang