Cerita Alva dan Zea dulu...

14 14 1
                                    

"Hubungan yang di awali dengan tidak baik, belum tentu berakhir tidak baik pula. Karena hubungan yang di awali baik saja, belum tentu berakhir dengan baik-baik pula."

~I Hate You~

Zea yang masih berusia 5 tahunan saat itu menatap bingung kepada tamu Mama dan Papanya yang duduk di ruang tamu rumahnya. Dia sama sekali belum pernah melihat ketiga orang itu.

"Ma, meleka ciapa?" tanya Zea, dengan logat kecilnya.

Rina—Mama Zea yang sedang duduk dengan memangku putri keduanya, menoleh menatap putri pertamanya yang sedang duduk di sampingnya. "Mereka ini sahabat mama sama papa, sayang," jelas Rina, dengan lembut.

Zea mengernyit. Mata bulatnya yang polos menatap ketiga orang di depannya. Perempuan dewasa yang seusia dengan Mamanya itu tersenyum ramah padanya, begitu juga dengan lelaki yang sepertinya juga seusia dengan Papanya. Tetapi pandangan Zea terarah pada anak laki-laki yang sepertinya seusia dengannya itu, yang juga sedang menatap Zea.

"Hallo Zea!" sapa wanita itu, mengambil alih pandangan Zea. "Kenalin tante, tante Renata. Ini suami tante, Om Delvin," kata wanita itu memperkenalkan dirinya dan suaminya. "Kalau ini namanya Alvaro Gavriel, usianya sama kayak kamu."

Zea kembali menatap anak yang seusia dengannya itu, dia tersenyum pada Zea. Zea membalas senyum anak laki-laki itu.

"Dan sekarang kamu sama Alva bakalan jadi teman, sayang," kata Rina.

"Benar. Soalnya Tante Renata, Om Delvin, sama Alva, bakalan kembali tinggal di depan rumah kita," kata Papa Zea—Adrian Clarkson, sambil mengusap kepala putrinya.

"Ante antik ama om anteng, akalan jadi angga kita ma?" tanya Zea, berbinar.

Rina dan Adrian mengangguk, membuat Zea tersenyum senang. "Ze cenang unya tangga om ama ante," kata Zea tersenyum sumringah.

1 minggu berlalu...

"Ava! Ayo main!" ajak Zea, yang pada saat itu Tante Renata dan Alva sedang berada di rumahnya.

Alva mengangguk dan mengikuti Zea di belakang gadis itu.

"Zea! Alva! Jangan keluar dari pekarangan rumah, ya, mainnya!" pesan Tante Renata.

"Ava! Ayo main oneka?" ajak Zea, yang hanya di balas anggukan oleh Alva.

Lalu kedua orang itu bermain boneka di teras rumah Zea. Tetapi tanpa sengaja, Alva mematahkan tangan boneka milik Zea.

"Ava!!! Napa atahin angan oneka Ze!" teriak Zea, marah.

"Maaf! Ava nggak cengaja," kata Alva, meminta maaf.

Tetapi bukanya memaafkan, Zea malah menangis kencang, membuat kedua Mama mereka langsung berlari keluar rumah.

"Huaaaa, Mama!" teriak Zea, menangis kencang.

"Eh, angan angis!" Alva kecil gelagapan, melihat Zea yang menangis histeris.

"Eh, kenapa ini?" Mama Alva dan Mama Zea yang sedang menggendong Zia berlari panik.

"Ava atahin angan oneka Ze, Ma!" adu Zea, memeluk Mamanya.

"Ava gak cengaya," kata Alva, sembunyi di pelukan Mamanya, takut pada Mama Zea.

I HATE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang