Episode 61

33K 1.9K 452
                                    

Berjam-jam suga dan dua orang kepercayaanya berkeliling mencari buah yang di inginkan calon istrinya itu.

Bahkan hampir semua supermarket yang ada di kota seoul ia masuki, tapi tetap saja ia tidak bisa mendapatkannya. Karena pada dasarnya orang yang menjual mangga muda dikorea sangatlah jarang.

Tak putus asa suga terus berkeliling hingga ke pelosok kota sampai ahirnya ia tidak sengaja melihat pohon mangga yang berbuah cukup banyak dipekarangan rumah yang terbengkalai.

"Sajangnim apa anda yakin mengambil buah itu tanpa izin, bagaimana kalau pemiliknya tiba-tiba datang, kita bisa babak belur bahkan lebih buruknya kita bisa dilaporkan kepolisi karena kasus pencurian" ucap supir suga yang bernama pak Han itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sajangnim apa anda yakin mengambil buah itu tanpa izin, bagaimana kalau pemiliknya tiba-tiba datang, kita bisa babak belur bahkan lebih buruknya kita bisa dilaporkan kepolisi karena kasus pencurian" ucap supir suga yang bernama pak Han itu

"Pak Han! lebih baik aku babak belur dibuat pemiliknya dari pada aku babak belur di buat Hera"

"Ck, calon-calon suami takut istri" gumam pak han

"Aku mendengarmu pak han!"

"Maaf Sajangnim, bukan maksud menyinggung, saya hanya..

"Cepat naik!"

"Hah saya" ucap pak han sambil menunjuk dirinya

"Memangnya kau mengharapkan siapa lagi pak Han"

"T-tapi, saya tidak bisa melakukannya itu Sajangnim"

"Maksudmu!"

"Kakiku sudah tidak sekuat dulu, kenapa Sajangnim tidak menyuruh dia saja" ucap pak han sambil menunjuk roy pengawal suga yang dari tadi hanya berdiri tenang dibelakang.

"Kenapa jadi saya pak han! kenapa bukan bapak saja" kaget roy bukan main

"Aku sudah tua, cepatlah"

"Tidak, bapak saja"

Supir dan pengawal suga tak henti-hentinya berdebat kecil, sontak membuat suga langsung emosi.

"Berhenti sialan!" bentak suga

"Maaf Sajangnim"

"Dasar bodoh! tidak becus satu-satu! percuma aku membayar kalian sangat mahal kalau naik pohon saja tidak bisa!" maki Suga membuat dua orang tersebut hanya diam

"Apa yang kau tunggu brensek! cepat naik!" bentak suga sambil menunjuk pengawalnya

"Saya Sajangnim"

"Memangnya siapa lagi bodoh!"

"Sajangnim lebih baik anda menyuruh saya membunuh seseorang saja hari ini, tapi jangan menyuruh saya naik ke atas pohon, sejujurnya saya takut ketinggian Sajangnim"

"Kau pikir aku perduli hah! cepat naik!"

"Kenapa bukan Sajangnim saja yang naik ke atas"

"Mwo! bagaimana kau sangat  lancang menyuruhku! mau aku pecat!"

𝐒𝐀𝐉𝐀𝐍𝐆𝐍𝐈𝐌 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang