21+
Setelah luna menjelaskan siapa itu lion kepada dara, semua pun lanjut bersenang-senang, Teman-teman dara pun sudah banyak yang tumbang karena mabuk, dan sebagian sudah ada pulang. Kini hanya sisa dara, daffa, luna, lion, dan Aksa. Sisa nya memilih pulang lantaran sudah mabuk berat, tentu saja mereka pulang di antar kalau tidak pasti sudah terjadi kecelakaan di jalan.
"Kak, aku pulang ya, kek nya lion udah mabuk. " ucap luna sambil menunjuk lion yang sudah tidur di sofa dekat Aksa.
"Iya lun, sebaik nya kamu urus kakak kamu dulu. " bukan dara yang menjawab melain kan daffa, cowok itu berbicara dengan senyum manis nya. Sementara dara hanya diam dan terus memandangi lion dengan tatapan penuh arti.
Dara menggengam erat tangan luna, "luna, kamu harus jaga diri ya, jangan sampai lengah ya tetep waspada dan kunci pintu kamar, aku cuma mau kamu hati-hati aja. " ujar dara dengan raut wajah serius jadi mau tak mau luna mengangguk.
"Iya kak, akan luna lakukan. " jawab luna tegas.
Sementara daffa cekikikan sendiri, merasa lucu dengan kalimat yang dara lontar kan, seharusnya kalimat itu yang di ucap kan luna untuk dara.
"Kalau begitu aku pulang ya kak, " pamit luna, lalu menyusul lion yang sudah di papah satpam tadi.
Setelah luna tak terlihat, dara menghadap daffa dengan raut wajah khawatir yang tak bisa di sembunyikan, "daffa, entah kenapa firasat aku gak enak. " adu dara, daffa hanya mengangkat bahu acuh. " gak bakal terjadi hal buruk kepada luna kak. " jawab daffa
"Eh, kenapa kamu bilang gitu. "
"Entah lah firasat ku, luna adalah gadis yang kuat. " jawab daffa acuh.
Namun jawaban tersebut tak mengurangi rasa cemas dara, sementara daffa mendengus melihat dara yang terus khawatir terhadap luna, hey ayolah luna adalah gadis tomboy.
Daffa merangkul pundak dara, hingga mau tak mau kedua berdekatan. " sekarang kualiti time kita yang sesungguhnya nya. " ucap daffa riang.
Dara hanya tersenyum mencoba biasa saja, walau hati nya gundah, dara tak peduli lagi tentang novel sialan itu, tapi jangan sampai karakter lion sama seperti di novel tak bisa di biarkan, luna harus happy ending dengan daffa, harus.
Daffa memberikan gelas kecil berisi alkohol kepada dara, "ayo minum kak, supaya rileks, jangan terlalu di pikirkan. " ucap daffa
Dara menerima gelas itu dengan tenang lalu meminum nya, "terimakasih adik. " dara tersenyum manis, lalu menaruh gelas itu di meja.
Gadis itu memperhatikan kan Aksa yang sendari tadi memperhatikan mereka. "Lo gak pulang? " tanya dara.
Aksa tersenyum, " ini gue mau pulang. " jawab nya
Cowok, itu berdiri dari duduk nya, " gue pulang ya. " pamit cowok itu, melambai tangan sebelum keluar dari ruangan itu.
Kini hanya tinggal dara dan daffa, "apa yang kita lakuin? " tanya dara.
Daffa mengangkat botol minuman yang paling berbeda diantara botol lain nya. " menghabis kan wiski mungkin? " ujar nya.
"Bagaimana kalo kita taruhan" ujar dara menyuarakan ide yang terlintas di otak nya.
"Menarik, apa hadiah nya? "
Dara mengambil dua botol vodka, lalu ia berikan kepada daffa satu, "siapa yang paling cepat habis dia pemenangnya dan berhak meminta apapun. " jawab dara
Daffa tertawa, tak perlu susah payah membujuk dara agar mau minum alkohol, ternyata gadis menawarkan diri ke kandang harimau.
"Itu terdengar mudah, " ucap dara dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonis Sister [Slow Update]
Fantasía[Warning!] Cerita ini berisi kan Kata-kata kasar dan tindakan kriminal, bagi yang tidak suka bisa di skip. - Haura Yovanka anak tunggal kaya raya, gadis berusia 21 tahun yang tengah sibuk menyelesaikan skripsi akhir semester nya, namun di tengah-te...