***
Dara belum pernah melihat lion, seperti yang di katakan sebelum nya bahwa ia belum pernah bertemu pemeran lain nya. Baik protagonis lain nya atau antagonis lain nya maupun figuran lain nya.
Entah kenapa dara merasakan antusias yang luar biasa pada diri nya karena akan melihat lion, sang antagonis. Jantung nya berdegup kencang antara gugup, takut dan cemas, dara membuka handphone nya lalu mengetik nama luna di pencarian. Setelah ketemu dara menelpon nya namun belum berselang lama operator yang mengangkat panggilan nya menandakan bahwa yang telpon sedang tidak aktif.
Dahi dara Menyerngit, karena tak puas dara kembali menelpon luna, berharap kali ini luna akan mengangkat telpon nya. Tapi lagi-lagi operator yang mengangkat nya.
Membuang napas pelan, dara berucap pelan kepada teddy bear pemberian daffa yang berada di pangkuan nya " teddy, luna dimana ya? "
"Teddy kok diem aja sih! " dara menggoyang-goyang tubuh teddy bear berwarna biru muda tersebut, Berharap teddy bear nya menjawab.
"Teddy, beneran gak tau ya..? " Seperti yang kalian bayangkan, teddy bear itu diam tak bergerak sama sekali.
Lagian manusia bodoh mana yang berbicara kepada benda mati, dan seperti nya dara lah manusia bodoh itu.
***
Luna kembali ke apartemen nya setelah di siksa oleh daffa. Ia sudah biasa, siksaan memang selalu datang kepada nya dari mulai ibu nya, pembantu rumah tangga nya hingga daffa pun turut adil dalam menyiksa hidup luna. Membosankan rasa nya luna jadi ingin mati saja, bukan karena ia tak kuat lagi, bukan karena tak ada yang menyayangi nya, bukan pula karena takdir nya sesial ini.
Luna adalah gadis tangguh, yang bersembunyi dari sifat lugu nya. Kalau aja Luna bisa, ia ingin menujukan sifat asli nya. Gadis tomboy dengan segala keberanian nya.
Seharus nya itu menjadi julukan nya, bukan gadis lugu nan polos yang di kenal semua orang. Luna berdecih iri melihat orang-orang dapat bebas mengapresiasi kan diri mereka di depan umum, dan ia hanya bisa menonton kebebasan yang di miliki orang lain.
"Kehidupan ini benar-benar menyedihkan. " gumam Luna.
Luna berharap di kehidupan nya selanjutnya nya, ia miliki takdir yang lebih baik, mendapatkan ibu yang baik mungkin?.
Merasa haus, Luna bangkit dari sofa nya lalu menuju dapur. Ia membuka kulkas dan meminum air mineral yang sudah ia stok di apartemen nya.
Kemudian ia berjalan ke arah kamar nya, membuka pintu lalu langsung melompat ke arah kasur ternyaman nya. Baru saja mau memejamkan mata nya suara notif HP nya berbunyi. Sebenarnya ia malas untuk mengambil nya karena HP nya terletak di meja rias.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonis Sister [Slow Update]
Fantasy[Warning!] Cerita ini berisi kan Kata-kata kasar dan tindakan kriminal, bagi yang tidak suka bisa di skip. - Haura Yovanka anak tunggal kaya raya, gadis berusia 21 tahun yang tengah sibuk menyelesaikan skripsi akhir semester nya, namun di tengah-te...