16. T A S

5.6K 329 27
                                    


Sudah seminggu semenjak kejadian malam itu, namun selama seminggu itu pula dara menjaga jarak dengan daffa. Kata-kata nya yang akan menerima semua itu hanyalah omong kosong, alih-alih tegar gadis itu malah bersembunyi.

Hubungan kedua nya menjadi lebih buruk, gadis bahkan enggan makan bersama walau hanya untuk sarapan atau makan malam, selama seminggu ini, gadis itu benar-benar punya banyak alasan dan selama seminggu itu pula daffa amat tersiksa.

Malam ini mereka ada acara makan malam bisnis perusahaan dan malam ini daffa tak akan tinggal diam, ia akan bicara pada gadis yang wajah nya selalu berputar di kepala nya itu.

Waktu menunjukkan pukul 18.30, daffa sudah siap dengan setelah jas nya, saat ini daffa tengah berdiri di depan kamar dara, menunggu gadis itu membuka pintu.

Ceklek!

Pintu kamar gadis itu di buka, pemandangan yang pertama kali daffa lihat adalah wajah terkejut jadi itu saat melihat nya, malam ini gadis itu sungguh cantik dengan make up tipis serta gaun satin berwarna biru drak itu.

"Hai" adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut dara, ia kelihatan canggung dan sedikit kurang nyaman mungkin? Daffa tak tau tapi gadis nya itu kelihatan gelisah.

"Hai juga" balas gadis nya dengan mimik muka yang lebih normal, gadis itu tersenyum tipis, daffa arah kan tangan kanan nya ke gadis itu, namun gadis itu hanya memandang dalam diam tangan yang daffa ulur kan. Tak lama daffa mendengar gadis itu menghembuskan napas, terdengar seperti napas menahan kesal di telinga daffa namun daffa tak yakin, setelah nya gadis itu menerima uluran tangan daffa, kedua nya pun berjalan kebawah dimana sangat ayah sudah menanti mereka.

Entah perasaan nya saja atau memang ia jari jemari mungil dara terasa lebih dingin dari biasa nya, gadis itu gugup atau tak nyaman, daffa tak dapat menerka nya.

"Kakak gugup? " tanya berbisik sambil terus memperhatikan wajah gadis di samping nya.

Lagi, daffa dapat melihat raut terkejut gadis nya lagi, entah karena pertanyaan atau kerena daffa yang bertanya.  Dapat daffa dengar gadis tengah berdehem, guna menghilang gugup nya mungkin.

"Iya, sedikit. " jawab nya pelan nyaris berbisik.

Mendengar itu daffa mengeratkan genggaman tangan mereka, "Gak papa, ada aku. " ujar daffa memberikan senyuman, mencoba memberikan semangat agar gadis itu tidak gugup, bagaimana tidak ini pertama kali nya dara di bawa untuk hal yang berbau bisnis, biasa nya hanya daffa namun karena kali ini banyak wartwan jadi bagaskara mengajak dara, sekaligus memperlihatkan anak pertama nya, pasal nya selama ini banyak yang mengira bahwa daffa lah anak pertama nya.

Begitu sampai bawah dara langsung melepas kan genggaman tangan mereka dan berhambur kepelukan sang ayah, " cantik banget anak gadis papa. " bagaskara mengelus kepala dara dengan sayang.

Dara hanya tersenyum, yeah pelukan ayah adalah pelukan ternyaman untuk anak perempuan nya, setelah puas berpelukan mereka bertiga berangkat ke tempat tujuan mereka.

*****

Restaurant berbintang lima adalah tempat tujuan mereka, dara akui tempat nya teramat mewah, parkiran nya rapi, keadaan dalam nya pun elegan tapi tak sampai membuat sakit mata.

Ternyata di dalam telah ramai, diisi dengan para pejabat serta pengusaha terkenal, tak lupa mereka berlomba-lomba memperkenalkan anak-anak mereka, siapa tau bisa menjadi minat salah satu pengusaha atau pejabat disini, yeah dunia memang sekotor itu, menawar anak demi kekuasaan. Dasar manusia serakah.

Dari pada harus mengikuti papa dan adik nya yanga sibuk mengobrol dengan pengusaha lain nya, dara lebih memilih duduk di salah satu kursi yang di sedia kan disana, duduk tenang dengan seporsi kecil puding di pangkuan nya.

The Antagonis Sister [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang