12. Nama Mereka

391 106 12
                                    

Aroma lembut dari uap panas yang dikeluarkan potongan pie berry di atas piring menguar, mencubit hidung bangir Ilino dan membuat perutnya yang kosong kembali mengeluarkan gemuruh kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma lembut dari uap panas yang dikeluarkan potongan pie berry di atas piring menguar, mencubit hidung bangir Ilino dan membuat perutnya yang kosong kembali mengeluarkan gemuruh kencang.

Graauukkk ...

Mukanya merah padam saat tujuh pasang mata itu kembali menatap ke arahnya. "Ehm ... kupikir awan hitam diluar baru saja menyambarkan guntur," katanya sembari menunduk menahan malu, namun kalimatnya barusan seketika mengundang tawa dari seluruh penghuni meja makan.

"Ya, kurasa sebentar lagi akan hujan," kata si baju merah sembari tersenyum luas.

"Maafkan aku," bisik Ilino kecil.

"Tidak apa, Pangeran. Yang tadi belum seberapa jika dibandingkan dengan suara perut Nico," tambahnya. "Seperti genderang perang." Lalu tawa yang lain pun ikut kembali pecah.

Mendengar itu alis Ilino terangkat, dan ia menyadari sesuatu. "Kurasa aku belum mengenal nama kalian," tukasnya.

Tawa tujuh kurcaci itu seketika mereda, dan mereka saling melempar tatapan sesaat sampai si baju biru menjawab, "Oh, benar. Kita semua belum mengenalkan diri pada Pangeran. Kalau begitu, biar aku yang memulai lebih dulu. Namaku, Noah," sambutnya hangat sembari berdiri dan merundukan kepala seraya memberikan hormat.

"Aku Neo." Yang lain ikut menimpali satu per satu.

"Aku Nico."

"Aku Noel."

"Pangeran boleh menyebutku Nicky."

"Namaku Nathan."

"Aku! Aku! Namaku Nutty," seru yang bertopi coklat sebagai yang paling kecil di antara yang lainnya.

"Ahh ... nama kalian diawali huruf N semua?" tanya Ilino.

"YA! KARENA KAMI BERSAUDARA!" jawab mereka serempak dengan sangat kompak, membuat Sang Pangeran terkejut karena sebelum ini sempat berpikir; kalau ketujuhnya hanyalah sekedar berteman, tak disangka mereka semua bersaudara.

Owh? Baiklah, Ilino tahu sepertinya akan sulit membedakan yang satu dengan yang lainnya.

🍎🍎🍎

Praakkk ...

Sebuah kantung yang terbuat dari kulit hewan dilemparkan ke atas meja oleh seorang prajurit tepat di hadapan Chris. Dari dalam isinya nampak menumpah ruahkan banyak sekali koin berwarna silver dengan ukiran khas pada lempengannya.

 Dari dalam isinya nampak menumpah ruahkan banyak sekali koin berwarna silver dengan ukiran khas pada lempengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Prince, The Queen, and The Hunter [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang