31. Prasangka

214 52 5
                                    

Mereka berpelukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berpelukan.

Chris melihat dengan begitu jelas seberapa bahagia wajah Ilino saat bertemu lelaki yang didengarnya tadi bernama Joey itu. Begitupun dengan sebaliknya. Mereka nampak sangat akrab dan saling menyayangi antar satu sama lain.

Siapa dia?

Chris tak tahu dan tak mengenalnya. Namun setelah usut punya usut, Joey adalah anak Dominic, seorang ksatria dari Kerajaan Alzarneast yang dulu mengabdikan diri pada Raja Alex IX, mendiang ayahanda Ilino.

Saat pembantaian yang didalangi Ratu Errene beberapa tahun silam di kastil, Joey berhasil selamat karena seorang ksatria lain membawanya pergi. Sekarang lelaki yang juga sudah menyandang gelar Ksatria itu tinggal di Kastil Raja Lean, sebuah istana yang berdiri pongah di tepi Teluk Putih, di belahan barat Hutan Terlarang.

"Apakah dirimu baik-baik saja? Haruskah aku menghukum mereka?" ucap Joey sembari melirik dua lelaki yang menyerang Ilino tadi dengan tatapan tajam.

Ilino ikut menggulirkan iris gelapnya ke arah yang sama sebelum melihat kedua pria tersebut sibuk merundukkan kepala sembari terus berucap; meminta maaf padanya.

"Maaf, maafkan kami. Tolong ampuni kesalahan kami, Pangeran."

"Meskipun begitu, sungguh lancang sekali menyentuh seorang Pangeran dengan tangan yang kotor, seharusnya aku sudah memenggal kepala kalian sejak tadi!" geram Joey, membuat dua lelaki yang ternyata adalah prajurit arahannya itu tertegun seketika.

"Tidak, jangan lakukan itu, Joey!" pekik Ilino.

Ia sungguh tak ingin dan tak pernah mau lagi melihat pembantaian di depan matanya, apa pun alasannya. Terlebih saat ini melihat Joey sudah siap menarik keluar pedang yang bertengger di pinggul kirinya.

"Mereka tidak sengaja melakukan itu karena tak tahu. Kumohon, tolong maafkan mereka," pinta yang muda kemudian.

"Hhhhh .... baiklah jika itu maumu," jawab Sang Ksatria. Lantas berucap pada dua prajuritnya lagi, "Bukankah kalian beruntung mendapat pengampunan darinya setelah hal buruk yang kalian lakukan?" ungkapnya, dan mereka pun semakin merunduk.

Grep!

Ilino agak kaget sebuah tangan mungil mendadak menyentuh lengannya, membuatnya seketika menoleh dan mendapati Nutty tengah memandangnya.

"Pangeran," panggilnya pelan.

"Ya?"

"Noah bilang kita harus segera melanjutkan perjalanan."

Ah, benar. Ilino sampai tak sengaja melupakan hal utama kenapa dirinya bisa ada di tempat ini. Ia juga sempat mengabaikan teman-temannya yang menunggu sejak tadi.

"Maaf, aku membuat kalian menunggu dan kesusahan lagi," ucapnya sembari melempar pandangan pada para kurcaci dan juga Chirs.

"Tidak apa, Pangeran," sahut Noel.

The Prince, The Queen, and The Hunter [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang