30

143 12 37
                                    

ABSEN DULU!!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ABSEN DULU!!!!!!

KALAU KALIAN UDAH MASUK GRUP GALVA, KASIH EMOT "💝" KE AKU!!!

Yang mau masuk tapi gak tau caranya, bisa DM aku di wp or IG, ya. Membernya seru-seru loh!!! Apalagi Authornya🏃‍♂️💨

HAPPY READING ALL🐞

****

Walau sempat berbicara saat Cerdas–Cermat tetap saja tak membuat Ulva menghangat. Gadis itu masih dingin dengan Galen sampai sekarang. Entahlah, kapan gadis itu akan memaafkannya.

Seperti sekarang, Galen bukan lagi seperti Galen. Cowok itu mengejar-ngejar Ulva dari gerbang sekolah hingga koridor lantai satu.

Banyak sekali yang mengucapkan selamat pada keduanya, tetapi dihiraukan. Ulva yang sibuk menghindari Galen dan cowok itu yang sibuk mengejar Ulva.

"Va? Kenapa lo bisa berangkat bareng Alfi? Lo seharusnya berangkat sama gue, bukan cowok jelek itu."

Ulva tetap diam tak menanggapi.

"Apa motor buluknya itu lebih nyaman daripada mobil mahal gue? Enggak, 'kan?"

Ulva tetap diam dan terus berjalan.

Galen berdecak sebal. "Sampai kapan lo cuek sama gue?"

Ulva tetap diam. Bahkan keduanya kini telah menaiki tangga untuk ke lantai dua.

"Gue kangen lo, Va... kangen lo yang cerewet."

Perkataan itu membuat Ulva berhenti melangkah. Gadis itu diam beberapa saat sebelum akhirnya menghadap Galen.

"Lo kangen gue?"

Galen mengangguk cepat.

"Kenapa?"

Galen diam.

"Kenapa?"

Alis cowok itu kini bertaut. "Kenapa? Maksud lo, Va?"

Ulva menghela napas. "Kenapa lo bego?" sentaknya membuat Galen melongo. "Lo nunjukkin rasa suka lo ke gue di saat gue udah muak sama lo? Lo nunjukkin setelah lo menghancurkan barang gue? Lo sinting? Apa amnesia?"

Galen diam. Tangan cowok itu bergerak hendak memegang tangan Ulva, tetapi sayang gadis itu menghindar.

"Oh ya, lo gak ingat ucapan gue waktu di UKS dulu?" Mata Galen menatap dalam Ulva sembari berpikir, sepertinya cowok itu tak ingat. "Kalau lo lupa, gue ingatin. Gue pernah bilang, kalau di mana saat gue udah gak suka sama lo, berarti itu karena lo dan sekarang, gue udah gak suka sama lo."

Setelah mengucapkan hal yang mampu membuat Galen bergeming itu, Ulva kembali melangkah. Meninggalkan Galen dengan segala pikirannya.

"Argh! Gak mungkin secepat itu Ulva menghilangkan rasa sukanya ke gue. Pasti, karena si cowok sialan itu!" ucapnya menggebu.

GALVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang