Chapter 8

306 25 0
                                    

Day 6!

Alex'

Gue baru aja turun dari lantai dua sambil menguap ria dan mendapati cowo-cowo sedang nangkring didepan jendela. Bokongnya pada ngadep gue. Liatin siapa sih?

"Oi!" gue pukul bahu Alvano dan Brian secara bersamaan. Mereka menoleh dengan tampang kaget.

"Bro, sini deh, ada tontonan bagus banget!" kata Brian sambil menarik gue duduk disofa dan menunjuk ke arah tontonan mereka tadi. Dan, guess what I see?

"Gila, bodynya yahut banget bro!" kata Brian yang menyuarakan pikirannya.

"Lo mah emang dasarnya suka liat body cewe!" jawab Alvano sok munafik, padahal dianya sendiri masih setia tontonin cewek diluar sana.

"Hei, lagi apa nih?" suara cewek dari belakang kami membuat kami serentak menoleh. Adel menaikan sebelah alisnya melihat tingkah aneh kami. Tanpa kami menjawab duluan, Adel maju dan mendorong tubuh kami untuk memberikannya ruang dan hitungan detik dia berseru tertahan. "Astaga! Rebecca!"

Yups, disana, gadis yahut yang dibilang Brian itu, Rebecca. Kayaknya dia lagi jogging. Tapi, buat pakaiannya ditengah desa kayak gini benar-benar bisa membuat suami-suami lupa istri!

Tanktop abu-abu sebatas pinggang, yang sewaktu-waktu dia mengangkat tangan akan menampakan perut datarnya, dengan celana senam setengah paha berwarna hitam yang mencetak pinggulnya dengan apik, sepatu kets pink putih dan jangan lupa handuk kecil yang melilit di bahunya.

Rebecca lagi streching sekarang. Posisinya yang mengesampingkan kami membuat kami dengan leluasa melihat seluruh tubuhnya dari samping. Gue percaya, ukuran bra dan bokongnya pas ditangan gue.

Tiba-tiba, Rebecca menunduk rendah dengan kaki yang terbuka lebar dan mencoba menyentuh ujung-ujung sepatunya. Gue bisa mendengarkan tarikan nafas dua pria disebelah gue ini. Dan saat gue sadari Adel sudah tidak ada diantara kami.

"Woi, tenangin dulu adek-adek kalian itu!" suara Bianca memecah konsentrasi kami. Dan ini benar-benar menganggu karena dia langsung menarik ujung-ujung baju kami untuk bangkit berdiri. Tidak seperti Adel yang mungkin malu untuk mengatakannya.

"Apaan? Adek gue baik-baik aja kok," jawab gue asal sambil melirik aset berharga gue yang memang sedang tenang. Dan gue baru menyadari adek siapa yang bermasalah sekarang.

"Brian, Alvano! Kalian mandi air dingin dulu deh!" kata gue menahan tawa apalagi kedua cewe itu menutup matanya malu-malu tapi curi-curi liat juga.

Brian dan Alvano garuk-garuk kepala malu dan berbarengan lari dari ruang tamu ke kamar mereka berdua. Mungkin berebut buat mandi duluan.

"Biar gue urus Becca," kata gue setelah akhirnya Adel dan Bianca membuka matanya.

"Ngga usah, biar kita aja," jawab Bianca memperingati gue. Okelah, mungkin mereka memang lebih tepat untuk menasehati Rebecca.

***

Rebecca'

Gue merasa badan gue udah fit banget setelah jogging tadi pagi walaupun ada kendala sedikit. Tadi, Adel dan Bianca tiba-tiba datang nyuruh gue berhenti streching di taman dan pindah di kamar aja. Gue sempet bingung sampai mereka jelasin kenapa. Dan well, gue baru menyadari om-om genit banyak yang liatin dan ngintilin gue lagi pemanasan tadi.

"Bengong aja!" Bianca muncul dengan semangkuk mie rebus ditangannya. Dia duduk di sofa singel.

Gue senyum. "Dag-dig-dug banget mau nunjukin ke kalian dunia gue."

"Santai Bec," jawabnya singkat lagi. Kembali menekuni mienya.

Gue menopang dagu dengan tangan kanan dan memerhatikan Bianca dengan seksama. Hmm, gue bisa bener-bener make over ini cewek.

SIX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang