Chapter 5

418 22 0
                                    

Brian-

Day 3!

Gue engga sabar buat hari ini nunjukkin kemereka seberapa menariknya bidang olah raga itu. Gue udah jadwalin buat nonton bola dulu, trus tenis dan terakhir basket. Gue pastiin mereka bakal jatuh cinta sama olahraga, terutama basket. Dan hari ini gue harus buat pikiran mereka ngga mendelete bidang olahraga di sekolah!

Gue keluar kamar setelah duluan mandi dan siap-siap mendahului Alvano. Gue semangat tingkat dewa banget nih hari ini!

Baru keluar kamar, udah disambut sama si freak Bianca. Dia udah duduk sama laptopnya di ruang tamu. Bianca sadar gue udah keluar kamar jadi noleh. Tanpa senyum sama sekali.

"Lagi apa lo?" tanya gue duduk disebelahnya. Gue duduk di sofa dia di lantai. So, gue bisa liat apa yang dia buat.

"Itu apaan?" tanya gue lagi ketika sadar Bianca tidak berniat menjawab pertanyaan gue.

"Lo bisa liat sendiri kan," jawabnya ketus banget.

"Gue bisa liat tapi gue ngga ngerti lagi apa."

"Lo ngga perlu ngerti deh."

Gue jadi kesal juga berusaha baik tapi di cuekin. Gue pilih buat delete juga bidangnya nanti!

Gue akhirnya memilih diam disebelahnya. Selang beberapa waktu kemudian, Adel keluar kamar. Dia tersenyum ke gue.

"Hai, masih banyak yang belum siap?" tanyanya sambil menghempaskan tubuhnya di sofa sebelah kiri gue. Gue ngangguk aja.

"Jadi kita mau kemana nanti?" tanyanya lagi. Oke, kayaknya cewek ini lumayan asik diajak bicara.

"Rencana gue sih kita nonton bola dulu, trus nonton badminton. Dan terakhir basket."

"Oke. Semoga nggak bikin aku ngantuk aja sih."

"Engga bakal. Janji deh gue. Ini hari bakal bikin kalian asik."

"Oke deh. Liat nanti aja."

"Oi, udah asik aja ngobrol. Tumben nih. Ceileh." Suara lembut yang sedikit melengking terdengar dari belakang gue. Gue dan Adel serentak menoleh. Rebecca tersenyum manis disana dan disebelahnya ada Alex.

"Ceileh, kamu juga turun bareng. Ada apa nih?" tanya Adel balas menggoda Rebecca. Sontak wajah Rebecca memerah. Ha! Pasti ada sesuatu dengan mereka.

Alex menunduk dan memiringkan kepalanya berusaha melihat Rebecca yang malu-malu. Rebecca langsung mendorongnya pelan karena mendapati Alex yang menatapnya sebegitu banget.

"Ah ga ada apa-apa. Kebetulan kali," sanggah Rebecca. Tapi yang melihat wajahnya kali ini pasti yakin kalau dia sedang malu.

"Sudah kumpul semua? Jadi kita pergi lagi?" suara Alvano yang baru keluar kamar membuat godaan yang akan ku lontarkan kepada Rebecca menjadi batal.

"Sudah. Ayo kita pergi!" jawab Adel, berdiri dan kami bersama keluar villa.

***

"Lo apain tuh si Becca?" tanya gue ke Alex yang duduk di jok belakang. Alex yang sedang memerhatikan jalanan jadi liat ke spion dan menatap gue dengan pandangan bertanya.

"Gue itu satu kelas sama Becca, dan gue tau persis dia sering banget di godain cowok. Tapi dia engga mudah malu-malu. Dia kan bukan tipe cewek kayak gitu. Tapi, sama lo tadi mukanya kayak kepiting banget!"

Alex tertawa. "Jangan gue ceritain deh, nanti dianya malu. Yang pasti gue yakin banget itu tuh yang bikin dia selalu takut dan malu sama gue."

"Emang apaan?" tiba-tiba gue dilanda kepo. Gue bukan tipe cowok penggosip, tapi gue jadi penasaran aja menyangkut Becca. Seorang heartbreaker kaya dia bisa di taklukan Alex?

SIX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang