Chapter 14

220 21 0
                                    

Day 11!

Adel'

Aku mengambil ikat rambut dan mulai membuat rambutku seperti ekor kuda. Setelahnya ku ambil kacamata dan menenggerkannya di batang hidungku. Menoleh ke kanan, Rebecca dan Bianca masih ketiduran, mungkin karna semalam cerita habis-habisan tentang Rebecca dan Alex. Bahkan Rebecca masih belum bangun juga padahal biasanya dia sudah stand by buat jogging.

Aku bangkit dan keluar kamar. Membuat sarapan adalah hal pertama yang terlintas di pikiranku.

Beruntung dua hari lalu Bianca meminta kami menemaninya ke mall sehingga kami juga sekalian beli bahan masak buat beberapa hari kedepan. Lihatlah lemari pendingin yang berisi ini. Mataku terhenti ketika melihat kotak adonan pancake dan.. Itu dia ice creamnya.

Ku persiapkan segala kebutuhan buat masak pancake. Perlahan menuang seluruh isi adonannya ke dalam mangkuk cukup besar. Lalu mengocoknya dengan cepat.

"Hei." Suara berat khas pria membuatku menoleh kebelakang. Brian masih menguap, mengucek matanya terlihat masih setengah sadar. "Lagi apa?"

"Bikin sarapan buat kalian," jawabku pendek lalu kembali memfokuskan otakku pada masakan yang sedang berusaha kuselesaikan.

"Ada yang bisa gue bantu?" tanya Brian lagi yang membuat aku menyadari dia sudah berdiri disebelahku.

"Kamu mau bantu apa?" tanyaku sedikit mengejek. Yang benar saja. Brian. Masak. Ayolah!

"Bisa potong apel ini kecil-kecil ngga?" tanyaku ketika menangkap apel dengan mataku. Buat jus apel kayaknya bagus juga pagi-pagi. "Buat jus apel," tambahku lagi.

"Del, gue ini atlit. Udah setiap hari minum jus, apalagi bikin sendiri," jawabnya sok keren walaupun tangannya tetap menjangkau apel di dekat westafel.

"Uh, sombongnya!" kataku dengan nada jenaka. Brian ketawa. Tangannya bergerak cepat membersihkan apel-apel tersebut.

"Yang lain mana?" tanyanya setelah kami hening cukup lama. Aku baru menyadari sudah empat apel yang di potongnya.

"Masih tidur. Semalaman ngepoin si Becca sih." Aku terkekeh pelan.

"Pantes semalem masih ribut aja."

"Kedengeran?"

"Engga sih." Brian ketawa kencang membuatku ikut tertawa bersamanya. Please, buat waktu berhenti sebentar boleh ngga? Biarkan aku begini sebentar saja.

***

Pukul delapan pagi seluruh penghuni rumah sudah berkumpul di ruang makan. Ngga butuh waktu lama buat nunggu mereka diruang makan, kalo perut sudah berbicara semua pasti bergerak cepat.

"Oi ambilin itu!" Rebecca mengaduh pelan lalu memelototi Alex yang baru saja menarik rambutnya.

"Eh lo minta tolong gimana. Susah banget? Pake jambak-jambak segala!" kata Rebecca jengkel dengan nada suara naik beberapa oktaf.

Alex meringis dengan ketawa kecil. "Tolong dong Becca cantik."

Rebecca melengos tapi akhirnya mengambilkan juga sepiring pancake buat Alex.

"Suka yang vanilla atau coklat Bi?" tanya Brian. Ditangan kanannya ada sekotak es krim coklat dan ditangan sebelah kiri memegang sekotak es krim vanilla. Mata Bianca berpindah-pindah dari vanilla ke coklat, coklat ke vanilla, dan begitu seterusnya.

"Vanilla deh Bri," jawabnya akhirnya setelah, entahlah, gunung meletus?

Brian tersenyum tipis lalu membukakan kotak es krim vanilla dan menyedokkannya lalu meletakan di atas pancake Bianca.

SIX!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang