Setelah lama inspirasi hengkang dari six, akhirnya datang juga. Maafkan author yang super galau dengan cerita2nya yang berantakan inii
Selamat membacaaa!!Day 5!
Alex berfikir keras hari ini. Hari ini adalah harinya untuk menunjukkan pada lima orang itu apa hal yang menarik dari bidang musiknya ini. Jujur saja, hari ini dia tidak punya planning apa pun. Jadi dia belum tau harus membawa orang itu kemana.
Ponselnya berdering pelan. Alex mengangkat tubuhnya sedikit agar bersandar di kepala ranjang dan menggapai ponsel yang berada dinakas. Melihat sekilas nama penelfon, Alex menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Ya sayang?" Tanyanya dengan suara bass sedikit serak khas bangun tidur. Well, dia bukan benar-benar bangun tidur. Hanya saja, tubuhnya belum beranjak dari ranjang sejak matanya terbuka tadi.
"Alex baby! Kamu baru bangun?" Suara cewek lebih persis desahan terdengar dari seberang. Cewek itu Diandra, pacar Alex selama dua bulan ini.
"Kedengarannya gimana?"
"Ih sayang, udah pukul sepuluh ini. Bangun dong. Bukannya hari ini giliran kamu yang tunjukin bidang musik? Aku ga mau ya ekskul kita dibubarin!" Diandra ngomong panjang lebar. Alex cuma bisa menghela nafas aja. Mau gimana coba? Otaknya juga buntu.
"Masalahnya gue belum dapat ide buat nunjukin kemereka! Atau lo aja yang mau gantiin posisi gue sekarang?"
"Eh kok jadi aku yang di semprot? Ya cari sendirilah. Ajak ke konser kek, ajarin mereka main musik kek, atau kamu yang main musik buat mereka."
Alex berfikir sebentar. Sepertinya Diandra memberikan ide bagus buatnya.
"Oke. Makasih. Gue pergi dulu." Alex mematikan telfon sepihak, tanpa mendengar jawaban dari orang yang diseberangnya. Dilemparkannya ponsel ke ranjang dan dengan cepat bergerak mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi.
***
Brian'
Gue celingak celinguk melihat semua pemandangan didepan gue. Ada keyboard, gitar, bass dan drum. Dan gue cuma bisa menatap Alex datar. Alasannya bawa kami kesini apa?
Yang lain juga kayaknya sependapat sama gue. Pada bingung si Alex ini mau ngapain. Anggotanya yang lain kemana? Emangnya dia mau ngeband sendirian? Yang bener aja? Well, gue bisa sih bantuin kalau dia mau. Gue bisa sih main gitar. Cuma sekedar bisa doang.
Alex masih bicara sama penjaga studio band ini. Dia mengeluarkan dua lembar ratusan ribu. Biar deh dia yang bayar, toh dia yang bawa kami kesini.
"Oke guys, kita bakal latihan band sekarang!" Suara Alex bergema di ruang kedap suara ini.
"Kamu mau latihan sama siapa?" Tanya Adel polos. Kami masih berdiri berjejer didepan sofa. Sedangkan Rebecca dan Alvano sudah duduk duluan.
"Kalian," jawab Alex semangat. Tangannya merentang luas. "Ayolah guys, gue tau kalian engga sekolot itu amat dengan musik. Nah, gue kebetulan bisalah mainin semuanya. Dan gue siap ngajarin kalian satu persatu."
"What? Ngajarin kami musik? Lo?" Kali ini Alvano nyolot. Tampangnya rada engga percaya gitu.
"Yoi, lo remehin gue ternyata."
Alex berjalan ke arah keyboard dan memencet tutsnya asal. Ditatapnya kami sebentar, lalu tangannya mulai menekan tuts dengan cepat. Terciptalah musik yang indah untuk didengar.
Lalu dia berpindah ke drum. Duduk di kursi bulat kecil disana. Dan mulai menggebukan drum itu. Asik, kedengarannya asik sekali.
Alex berdiri lagi, kini dia berjalan ke gitar. Mengangkat gitar itu dan menyelempangkan talinya di pundaknya. Alex melirik kami lagi, senyum tipis terpencar dibibirnya dan dia mulai memetik gitar itu. Alun gitar yang cepat dan gue menerkanya dalam aliran rock metal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIX!
Teen FictionSaling tidak mengenal, saling tidak peduli, dan saling tidak acuh. Lalu apa yang terjadi jika mereka diharuskan berkumpul dalam satu tempat yang benar-benar hanya ada mereka saja? Apakah akan terbentuk satu hubungan baru? Pertemanankah? Persahabatan...