chapter 19

632 85 4
                                    

Happy reading everyone 🌟

"Jam berapa sekarang?"

Sara terbangun dari tidurnya lebih siang dari biasanya. Ia merasakan kehangatan semalaman ditambah kelelahan membuatnya terbangun tidak seperti biasanya. Sara mengucek matanya yang masih enggan terbuka lalu menatap seseorang yang tertidur disampingnya.

Ternyata bara juga ikut tertidur disamping sara entah sejak kapan.
"Sepertinya tuan sangat lelah karna pulang terlalu larut malam, sebaiknya aku buat sarapan saja"

Sara menurunkan badannya dari ranjang dan segera membersihkan diri dilanjutkan memasak. Baru sampai diruang makan sara dibuat terkejut karna meja makanya sudah bersih tanpa tertinggal makanan yang dibuatnya semalam. Sara berfikir kalau bara yang memakan makanannya karna memang bara lah yang meminta membuatkannya bubur.

Sara tidak memikirkan hal itu lalu melangkah kedapur untuk memasak. Saat sedang memasak sara dibuat terkejut kedua kalinya saat 2 tangan besar melingkar dipinggangnya.

"Tu-tuan?"

"Terimakasih" ucap bara dengan suara khas orang bangub tidur.

"Untuk? Awww... Ahhh..." Sara dibuat gugup oleh bara sampai tidak sengaja tangannya teriris pisau pisau.

Bara seketika panik langsung menggendong sara ala bridal style lalu meletakkannya di kursi meja makan. Bara meninggalkan sara sendirian dengan tangan yang berdarah lalu kembali membawa kotak obat.

Bara membersihkan luka sara dengan pelan-pelan dan penuh perhatian, itu cukup membuat sara terharu. Tapi sesuatu malah mengganjal dipikirannya sehingga ia berani untuk bertanya.
"Tuan..."

"Ya?"

"Kenapa anda sangat panik tadi?"

Pertanyaan sara seketika membuat bara kesal "bagaimana aku tidak panik?, Tanganmu terluka lalu aku harus diam saja gitu?"

"Jika memang begitu bagaimana jika saya kemarin mati karna terbunuh oleh para penjahat itu?"

Bara seketika tersadar perbuatannya kemarin. Memang itu salahnya karna malah memilih untuk menolong mina dan membiarkan junhoe melanjutkan perjalanannya sendiri.

"I-itu, karna aku ada urusan mendadak, ada telfon dari rumah sakit dan ternyata obatku tertinggal, aku harus meminum obatku saat itu" jawab bara gugup.

Sara tersenyum tipis lalu menggenggam tangan bara dan menatapnya lekat-lekat. Terlihat sekali ada ketulusan dimata itu "mengapa anda berbohong?"

"Berbohong?, A-apa maksudmu?"

"Saya sudah mengetahui yang sebenarnya, junhoe sudah menceritakan semuanya. lagi pula anda tidak perlu berbohong seperti itu tuan, saya paham anda masih mencintai mina dan kita juga menikah karna perjodohan"

"Tapi-"

"Saya permisi tuan"

_

"Apa dia sudah sadar?"

"Sudah tuan, dia meminta anda menemuinya ketika anda sudah tiba"

"Baiklah kau boleh pergi"

Dokter itu membungkukkan badannya sebelum meninggalkan bara.
Bara memasuki ruangan yang didalamnya terdapat seorang gadis terbaring dengan lilitan perban di kepalanya.

SANDARA•star (Taennie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang