(Follow sebelum membaca you understand?!)
Raina putri Maheswari gadis cantik yg mencintai seorang kapten tim futsal dalam diam
Muhammad Wiliam abimael, bisa dipanggil Liam atau Wili itu seorang yg dingin tak tersentuh, dia memiliki rahasia besar yg...
"Mrs abimael apa kau pernah melahirkan secara sesar sebelumnya?" Raina mengangguk kecil
"Karena kau pernah melahirkan secara sesar, jdi anakmu yg sekarang harus dilakukan juga tindakan operasi" ujar sang dokter
"Apa tidak bisa secara normal?" Sahut liam
"Bisa, hanya saja Mrs abimael harus mengikuti saran saya untuk istirahat yg cukup dan setiap Minggu menjelang persalinan kalian harus Rutin kemari" jelas sang dokter
"Perkiraan lahirannya kapan dok?"tanya Raina
"Mungkin sekitar 3 Minggu lagi" Raina menghela nafasnya
"Baiklah, jika begitu saya akan memberikan obat agar Mrs abimael kuat untuk melahirkan secara normal"
Di mansion Liam, Raina melamun sembari memberi Makan ikan milik Liam. Pikirannya entah kemana, Raina Sangat merindukan masa-masa dimana dia bersama edward
Dia merindukan edward, merindukan kedua putranya"baby g, mereka pasti udah bisa jalan" lirih Raina
"Bisa gak, sehari jangan ngomongin kedua anak Lo itu" Raina Menatap tajam Liam
"Lo pikir klo gue gak mikirin anak-anak gue hidup gua bakal tenang?, Nggak Liam!" Sentak Raina emosi
Liam menatap tajam Raina"sekarang di sini ada anak kita, gak perlu mikirin anak edward" ucapnya dengan penuh penekanan
Raina tersenyum miring"anak Edward?, Ya anak edward anak gue juga, hasil buah cinta kita. Ini anak kita? No ini cuma anak Lo dan anak ini anak yg gak di inginkan bagi gue"
Plak
"Ngomong sekali lagi, Lo Berani Bgt hah nyebut anak gue anak yg gak di inginkan" bentak Liam
Raina memegang pipinya yang panas akibat tamparan Liam"gue capek am, capek. Mungkin selama gue gak inget identitas gue sama gak sadar selama satu tahun ini, entah apa yg udh Lo perbuat am, lo siksa gue mungkin, atau di manfaatin buat kesenangan Lo doang"
"Gue bakal berjuang, berjuang untuk terakhir kalinya untuk melahirkan anak Lo, setelah itu gue bakal berjuang buat kembali ke keluarga gue, suami gue, anak-anak gue. Biarlah Lo hidup disini sama anak ini"ujar Raina tajam
"Jaga ucapan Lo Raina!"
Raina menghela nafasnya"oh ya ayah, mending ayah kerja aja sana, jangan lupa pulangnya bawa makanan buat anak kita" ucap Raina lembut lalu pergi ke dalam mansion
"Gue gak bakal lepasin Lo lagi Rai, gak akan" tegas Liam
****
"Tn Liam Sangat mencintaimu, bahkan beberapa bulan lalu saat kau sakit, tuan Liam Sangat khawatir, dia sampai tak tidur menunggumu sembuh, lalu sebelum anda berubah seperti aku pernah mendengar dia menangis di kamar, dan mengucapkan kata-kata menghawatirkanmu, dia bilang dia tidak mau berpisah denganmu di saat-saat dia di titik terendah" Raina terdiam
"Maksudmu?"
"Tn Liam sering berkunjung ke psikiater nona" wanita itu tercekat, apa Liam memiliki masalah kejiwaan
"Baiklah kau boleh pergi" ujar Raina
Wanita itu menatap sebuah pigura foto, tapi disana sepertinya Raina tidak mengingat Dimana itu, entahlah obat apa yg Liam berikan kepadanya sampai dia tak sadar dengan dirinya sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raina menatap Liam dengan penuh penasaran"gue mau tanya sesuatu ke lo" Liam menaikan sebelah alisnya
"Kenapa Lo sebegitu maunya milikin gue? Atau karena kakak Lo? Atau karena obsesi?!" Tanya Raina membuat Liam terdiam
"Rai?"
"Jawab Liam!" Sentak Raina
"Ya, gua jujur. Gue gak bisa lupain Lo, gue cinta sama Lo Rai, gue gak ikhlas Lo hidup bahagia sama Edward sedangkan gue menderita, bukan karena kakak gue atau obsesi. Bahkan Karena hubungan Lo sama edward mental gue yg kena Rai, gue jadi arogan bahkan gue pernah hampir bunuh diri" Raina meneteskan air matanya, sebegitu berarti nya dia di mata Liam
Mungkin dulu dia akan bahagia jika Liam sebegitu kerasnya memperjuangkan cintanya, tapi sekarang sudah berbeda, Raina mencintai edward, sudah tidak ada Liam lagi di hidupnya
Liam memegang tangan raina"Raina, hargai gue sebagai suami Lo, gue mohon lupain edward dan hidup bahagia selamanya sama gue Rai, sama anak-anak kita" ujar Liam lirih
"Gue gak cinta Lo Liam"
"Lo masih cinta gue!, Rai cinta pertama gak bisa di lupain, cinta pertama Lo gue kan, Lo masih ada rasa ke gue" Raina menggeleng-gelengkan kepalanya
"only edward" ucap Raina pelan
Liam berlutut di hadapan raina"sebegitu cinta kah Lo sama edward, sampai Lo lupa klo cinta pertama Lo gue?"
"Karena edward gak pernah main tangan ke gue, dan dua jadiin gue Ratu di hidupnya Liam abimael, satu lagi. Marga alinsky udah melekat di hati gue" Liam menunjukan sebuah gambar pada Raina
"your children" Raina mengambil gambar dari Liam
"Ghavi, Ghava" gumam Raina pelan lalu tersenyum
"Edward, bisa hidup tanpa Lo. Dan sekarang dia udah bahagia dengan kehidupan sendiri" Raina mendongak
"Jangan berfikir jika ekspresi wajah edward bisa menunjukan semuanya, ini senyuman yg bukan sifat aslinya, edward sedih, gue tau itu" ucapnya sembari menatap Poto ketiga laki-laki yg dia cintai
"Tapi gue lebih sedih Rai"sela liam
"Sedih?"Raina tersenyum miring"lebih sedih mana anak-anak gue, atau Lo? Gak mikir gimana edward ngurus ghavi, sama ghava seorang diri?!"
Air mata Raina kembali turun"Liam, ini bukan kebahagiaan gue, Lo gak buat gue bahagia, setiap Lo Deket gue, hidup gue hancur sehancur hancurnya"
"Ini emang kemauan Lo, tapi bukan gue. Bukannya bahagia tapi hati gue sakit am"lirih Raina
Raina duduk di ranjang tempat tidurnya, lalu dia Menarik tangan Liam agar duduk di sebelahnya"sadar, sikap Lo kayak gini Nyakitin semua orang, orang tua gue, orang tua Lo. Am sadar hiks, ini semua salah" ujar Raina
"Maaf" ujar Liam
Pria itu menatap Raina dengan mata berkaca-kaca"gue mau cium lo" izin Liam
Raina menggeleng, dia memundurkan wajahnya"pliss, Lo istri gue Rai"
Liam menahan wajah Raina dan langsung mendekatkan bibirnya ke bibir Raina, Liam melumat bibir Raina dengan penuh kelembutan, Raina memejamkan matanya, ingatannya berputar pada saat first kiss nya di ambil Liam di kuburan, di tengah malam pula
"I won't let you go" bisik Liam
Tbc
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.