Short story

- Manager [END]

- - -

"Bagus, chat gue dibaca tapi gak dibales."

Suara bernada dingin namun terisrat akan kemarahan itu membuat Asha terkejut.

"Lo denger gue ngomong gak?."

Asha kembali pada kesadarannya lalu dia memusatkan tatapannya pada laki-laki di depannya ini.

"Kamu di sini? Mau ngapain--"

"Ngapain lo bilang? Gue teleponin lo dari subuh dan lo dengan entengnya nanya kaya gitu?."

"Bukan gitu, maksud aku kamu--"

"Dan lagi, apa gini caranya tuan rumah nyambut tamu?."

Asha tersadar setelah itu dia menyingkir guna memberi jalan untuk Matthew.

"Lagian kamu dateng bukan untuk bertamu, karena gak ada tamu yang dateng dengan cara gak sopan gitu.Bertamu itu baik-baik bukan malah mau bikin rusak pintu."

Saat Asha akan kembali bicara, mulutnya tertutup saat mendengar celetukkan Matthew.

"Oh, gue udah panik karena gak dapet kabar dari lo sejak kemaren, taunya lo lagi enak-enak makan mie?."

Tanpa meminta izin Matthew mengambil mangkuk berisi mie dan piring berisi nasi itu, juga dengan gelas berisi es teh manisnya.

"Matth, kalau kamu tau kamu lagi makan makanan punya aku."

"Ya gue tau, makanya gue makan.Kalo punya orang lain gak mungkin gue mau makan."

"Terus kalau punya aku baru kamu mau makan?."

"Iyalah!." seketika Asha merasakan wajahnya memanas selain karena perkataan Matthew barusan juga karena laki-laki itu yang memakan makanannya dengan sendok yang sama dan meminum minuman dari tempat yang sama.Asha tau jika Matthew mungkin tak akan peduli karena bahkan inderect kiss, saling bertukar keringat pun pasti sudah laki-laki itu lakukan.

"Kamu gak ada tanya aku masih mau makan atau enggak Matth?."

Matthew menoleh kearahnya dengan tatapan kesal, "Ya kalo lo masih laper ya kita barengan.Sini duduk samping gue, soalnya kalo di pangkuan gue susah."

Sialan! Dikira gue cewek apaan mau aja disuruh duduk di pangkuannya.

Bukannya menurut, Asha justru mengambil alih mangkok dari tangan Matrhew lalu duduk sedikit jauh dari laki-laki itu.

"Kamu kalau mau makan bikin sendiri, gak usah ambil makanan punya orang lain."