🐺🐺🐺
Lisa:
Ini adalah tahun kedua aku dan Jevon menjadi sepasang kekasih.Kami bahagia sampai suatu hari dia berubah.Aku merasakannya.
Jevon yang aku kenal memang dingin bahkan setelah kami berpacaran, tapi entah mengapa kini dia terlihat berbeda.
Ini adalah semester terakhir kami kuliah, jadi aku berpikir positif.Aku masih berpikir positif bahlan setelah dua bulan berlalu tentnag sikap nya yang berubah, aku berpikir Ini adalah semester terakhir kami jadi kami harus fokus pada kuliah kami.
Itulah yang terus aku ucapkan untuk hati dan pikiranku.
Seperti sekarang.Saat ini masih pukul tujuh pagi, jika biasanya Jevon akan mengirimiku spam chat ucapan selamat pagi, pertanyaan tentang sudah sarapan atau sudah mandi belum, mimpi indah kah aku, itu selalu ada tapi sekarang, jangan pesan selamat pagi, pesan yang aku kirimkan semalam pun belum dibaca.
Aku masih terus berpikir positif kendati teman-temanku dan hatiku berpikir lain.
Aku mencoba mengingat apa aku memiliki kesalahan padanya.Tapi aku memang tak memiliki kesalahan padanya, jika memang adapun aku akan langsung meminta maaf dan membicakan masalah itu berdua.
Jadi karena penasaran aku pun memutuskan untuk pergi ke apartment nya.Sebenarnya bukan hanya penasaran, aku khawatir padanya, aku takut dia sakit makanya dia tak membalas pesanku.
Aku meminta bantuan mbak wati, tetangga kost ku untuk memasak.Aku memang tak pintar memasak, tapi berkat mbak wati masakaan sederhana sudah ada di kotak makan.
Aku memasak ayam goreng, sayur sup, dan juga nasi.
Dengan senang hati aku membawa motor matic ku menuju salah satu apartment mewah yang ada di jakarta.Sebenarnya tak sembarang orang bisa masuk kedalam, tapi karena aku memang sering datang membuat security, resepsionis bahkan cleanning service pun mengenalku dan mengizinkan aku masuk.
Mereka tersenyum ramah, namun ada yang berbeda dari senyuman pak Nardi, selaku salah satu security dan juga mbak Lala si resepsionis.Senyuman itu, entah mengapa membuat banyak pertanyaan di benakku dan juga--
Rasanya tak nyaman.Seperti ada yang mengganjal, dan aku pun merasa seperti--
Ingin menangis.
Melihat raut khawatir yang ada di wajahku membuat mbak Lala menghampiriku.
"Sa, kamu mau ke Jevon ya?." dengan pelan aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short story
Short StoryApapun ceritanya ada disini. Dari berbagai genre dan segala macam bahasa(Baku-non baku dan formal informal),terdapat beberapa bahasa asing terutama Bahasa Iggris. So,yang suka konflik ringan dan suka cerita yang pendek,bisa baca ini. Dan lagi,aku ma...