Menjelang sore, toko butik dengan papan nama besar bertuliskan Toujours Belle sudah kembali sepi. Seorang wanita tinggi yang sudah kita ketahui namanya mengendap mengintip jalanan di sekitarnya.
"Faniya.. kita tutup saja ya untuk hari ini? Agendanya kan hanya untuk opening palsu.."
"Hem.. " wanita satunya yang sejak tadi tampak lebih ceria kini berwajah serius, menghadapi cermin besar setinggi kepala yang menempel di dinding, menampilkan full body postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek.
Wanita itu serius meraba sisi atas cermin dengan jarinya, lalu seketika sebuah cahaya biru berkilau membentuk garis elegan tipis di tepian cermin.
Tiffany, nama wanita itu, membelalakan matanya menatap lurus kearah bayangan dirinya di cermin itu. Dengan mata lebarnya yang dibelalakan, terlihat sekilas ia tampak dingin dan menyeramkan.
Tapi tidak, ia tidak sedang marah. Ia sedang membuka sebuah pintu dengan matanya. Lebih tepatnya menggunakan retina nya.
"Soo? Waktunya pembagian angpau.." kata tiffany singkat menoleh pada wanita satunya yang baru selesai mengunci pintu toko. Kini ruangan butik itu gelap remang, hanya disinari satu lampu downlight yang akan segera dimatikan juga.
Wanita yang dipanggil soo mengangguk, lalu mendekat, tepat saat satu pintu yang berkamuflasi sebagai rak pakaian, terbuka perlahan.
Kedua wanita misterius itu masuk menghilang kebalik pintu, dan perlahan pintu kembali menutup, tak meninggalkan jejak. Seperti menelan dua orang dewasa itu.
.
.
.
"Miyoung, Sooyoung, aku tegaskan ini bukan hukuman.. hanya sedikit.. tamparan. Agar kalian, terutama kau.. " pria dalam layar proyektor menunjuk tiffany, seperti sedang berhadapan langsung. Pria itu tampak tegas dan galak dengan kepala tanpa rambut. Tapi dibalik ketegasan itu, gerakan tangan ketika berbicara sangat flamboyan. Ia menunjuk tiffany dengan mata mendelik tapi tangan genit.
"Agar kau sedikit tahu diri.. selama digaji dan berlindung dinawah N.I.S, kau tak bisa bertindak semau sendiri.. mengerti??"
"Yes. Tapi ini, apa ini? ggghhhhh.. kau menghinaku Uncle? Mengawasi preman? Helooow.. Memangnya aku satpol pp apa?" Tiffany menyentak nyentakan satu file map yang sudah terbuka berisi rincian tugas nya. Dengan gaya yang tak kalah cincai..
"Miyoung..!! Kau tahu bukan itu initinya?"
"Ya aku tahu.. orang orang ini adalah ujung tombak peredaran narkoba oleh mafia internasional. Tapi Uncle.. apa aku harus bertugas di piramida terbawah? Bukankah biasanya kau selalu menyerahkan hal hal semacam ini pada polisi wilayah?"
Wanita yang bernama miyoung, atau yang lebih dikenal sebagai tiffany masih terus komplain bertentangan dengan pria botak di layar proyektor yang di panggilnya uncle.
"Aku memberimu uang saku yang tidak sedikit, kau pikir jika tugasmu seremeh itu, aku akan membiayai operasional hingga ratusan juta? Ini masalah serius..!! Menyangkut urusan diplomatik negara. Jika tidak diurai ujung pangkalnya bisa saja menyebabkan perang.." Uncle menegaskan perkataanya dengan berapi api.
KAMU SEDANG MEMBACA
H.W.A.N.G
ФанфикKetika Seorang secret agent yang Hot bertemu dengan Psikolog yang Cool.