"Liiiiing!"
Teriakan yang begitu menggema sampai ujung lorong, bahkan pemilik nama yang di teriaki itu merasa telinganya panas dan risau walau si pemilik suara tidak berada di sampingnya.
Pemuda dengan surai senada dengan awan itu menutup buku bacaannya saat pintu kamarnya di buka secara keras sehingga barang yang berada di balik pintu terjatuh karena getaran.
"Ling! Lihat PR matematika mu dong!" Pinta seorang gadis dengan dua ikatan rambut berbentuk seperti bola, wajahnya terlihat sangat panik seperti akan ada badai yang datang.
Pemuda bernama Ling itu nampak acuh tak acuh, ini bukan sekali atau dua kali teman se asramanya datang sambil membawa buku dan pensil. Bahkan Ling harus mengunci kamarnya setiap hari agar kejadian seperti ini tak akan terjadi, namun sialnya dia lupa.
"Ini sudah waktunya untuk tidur Wanwan. Tugas itu tidak di kejarkan larut malam begini." Tukas Ling dengan dingin.
Wanwan mendekati Ling lalu mengambil posisi duduk di lantai sambil menempelkan kedua telapak tangannya. "Plisss Ling untuk hari ini aja.. Ya? Ya? Janji deh besok aku tidak akan begini lagi!"
"Minta sama Zilong saja sana." Ling terlihat mulai malas untuk meladeni.
"Duuuhh! Zilong sibuk push rank sampai dia tidak membukakan aku pintu. Aku mohon Ling, untuk hari ini saja ya..."
Serangan terakhir gadis berekor seperti harimau itu adalah dengan melembutkan suaranya sekaligus memasang mata seperti bocah berusia 5 tahun yang memohon untuk dibelikan sesuatu oleh orang dewasa.
Ling berusaha melawan sinar-sinar yang dipancarkan oleh gadis di depannya, saking silaunya dia sampai tak tahan dan memilih untuk mengalah.
"Untuk hari ini saja."
"Yeaaaayyy!! Terima kasih, Ling!" Wanwan berseru senang, gadis itu memberikan pelukan heboh sebelum mengambil buku milik Ling yang di taruh di atas meja belajar.
Wanwan mulai menyalin hasil pekerjaan milik Ling, sesekali dia merubah agar tidak terlalu sama. Saking seriusnya dia menyalin sampai tidak sadar bahwasannya pemuda dengan surai senada awan dengan berparaskan sempurna nan tenang dari tadi memperhatikannya.
Sesekali dia bernostalgia saat-saat mereka masih menjadi bocah yang hanya tahu bermain. Melakukan pelatihan bela diri bersama dan tumbuh sampai sekarang, Wanwan dikenal sebagai cewek berbuat onar sampai menyusahkan dirinya beserta Zilong.
"Sudah selesai! Dengan begini aku jadi bisa tidur tenang, kalau begitu aku langsung kembali ke kamar ya. Selamat malam Ling!" Sosok Wanwan telah hilang setelah gadis itu menutup pintu kamar milik Ling.
Ling merenung sejenak sebelum dia mematikan lampu untuk lekas tidur.
🦐🦐🦐
"Pagi Ryn! Keliatannya kamu lemes banget hari ini, belum sarapan?" Tanya Miya sambil meletakan tasnya di atas meja.
Floryn menidurkan kepalanya di atas meja dengan wajah pucat, benar dugaa Miya bahwa dia sangat kelaparan dan melewatkan sarapan paginya yang harusnya dia lakukan bersama ayahnya. Namun nasib berkata lain, seseorang yang telah dia anggap iblis melebihi iblis dari Abyss. Terus-terusan menekan klakson membuatnya begitu jengkel dan mau tidak mau Floryn berangkat lebih awal tanpa mengisi perut terlebih dahulu.
"Sialnya aku tidak membawa dompet. Saking terburu-burunya sebelum para tetangga mengeluh, entah deh aku bakal bisa bertahan atau enggak. Belum lagi dia pasti akan menyuruh ini dan itu!" Gerutu gadis itu seraya menendang udara.
"Bentar lagi mau bel masuk si... Ke kantin sekarang pun tidak akan sempat." Sambung Lesley dengan niat ingin membelikan makanan untuk Floryn.
"Met pagi semua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Babu!
FanfictionFloryn seorang siswi dari SMA Dawn, adalah seorang gadis yang biasa saja dan menikmati masa mudanya dengan biasa saja. Hidupnya berubah dratis saat dirinya tak sengaja menabrak seorang kakak kelas sekaligus Ketua OSIS. Namun, Floryn tidak sadar bah...