🌙 Elf & Demon Hunter

745 78 4
                                    

Sebuah side story dari sudut pandang teman- teman Floryn, selamat membaca~

Miya

🌙🌙🌙

Hari ini aku mendapat kabar mengejutkan dari temanku dengan mahkota bunga di kepalanya. Sudah sangat biasa setiap kali dia mengirim pesan yang isinya tidak jauh dari berkeluh kesah soal ketua OSIS yang menjadikannya seperti babu, Guinevere pasti tidak jauh membalas dengan menghardik. Aku jadi penasaran apa yang menyebabkan Guinevere sekesal ini dengan kakak dari Gusion.

Kalau di perhatikan lebih seksama, wajah kak Aamon memang tampan dan bekas luka yang berada di pipinya itu menambah kesan preman atau bad boy mungkin? Yang sangat disukai oleh cewek-cewek platform oren yang mengidamkan cowok seperti itu.

Berbicara soal preman, aku jadi teringat dengan seseorang.

Ah, itu setiap kali aku pulang dari part time dan pergi ke toko buku...

"Sebentar lagi UTS, apa aku beli buku latihan soal saja ya...?" Gumamku sambil memperhatikan rak yang dipenuhi oleh buku soal.

Aku agak kurang dengan pelajaran sejarah. Lebih baik aku memperbanyak membaca soal sejarah.

"Buku ini sepertinya bagus---"

Lho? Tangan besar dan kasar milik siapa ini? Tiba-tiba menyentuh buku yang sama dengan kusentuh ini. Coba deh aku tengok.

"Ah..."

Astaga, suatu pertemuan yang tak terduga dengan orang sepertinya.

"Alucard..." Panggilku menyebut nama pemuda disampingku.

"Miya..." Dia berbalik menyebut namaku.

Kami saling bertatapan, tentu dengan raut yang tak mau mengalah.

"Aku duluan menemukan buku ini." Tegasku menatap sinis.

"Aku megang duluan."

Hah?! Jelas aku duluan! Kau itu hanya memegang tanganku, "Kau lihat saja tanganmu ini memegang apa."

Kedua matanya melirik kearah tangan kami dan kembali menatapku. "Itu karena tanganmu menghalangi!"

"Sudah jelas aku yang pegang duluan masih ngeyel ya!"

Dan akhirnya terjadi adu mulut hanya karena memperebutkan sebuah buku sejarah, bahkan aksi kami yang sudah seperti kucing mengeong keras menjadi sebuah tontonan orang-orang di toko.

"Kalian berdua jangan berisik! Kalau mau ribut sana di luar!" Hardik sang pemilik toko, seluruh wajahnya memerah karena marah. "Kalian mempeributkan satu buku padahal buku ini stocknya ada banyak."

Aku mengedipkan mata berulang kali, lantas aku mengambil buku itu dan... Benar saja. Di baliknya masih ada lagi...

"Maaf.." Ucap kami berdua.

Akhirnya bersama-sama membeli buku tersebut dan keluar dari toko dalam diam.

... Hening seketika, lalu Alucard membuka suara duluan.

"Aku harus naik bus... Duluan ya."

Aku mengangguk pelan tanpa menatap. Saat aku mencoba melirik, dia sudah tidak ada di tempat.

Hah.... Aku kaget bertemu dengan yang kusebut preman atau bad boy itu datang ke toko buku. Kupikir dia itu lebih memilih tempat yang ada banyak komputer dan konsol permainan.

"Aku harap ini pertemuan terakhirku dengannya disini..."

....

Keesokan harinya..

I'm Not Your Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang